DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menilai langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasukkan PAN ke dalam Kabinet Indonesia Maju merupakan bentuk kejeniusan sang Presiden. Menurut dia, langkah tersebut bisa menghalangi potensi PAN mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024. "Potensi untuk merawat Anies adalah PAN. Karena itu PAN dimasukin ke istana. Nah itu kejeniusan Pak Jokowi," kata Rocky, Kamis (16/6). Rocky berpendapat potensi PAN untuk mengusung Anies hendak dihentikan oleh Jokowi. Oleh karena itu, dalam reshuffle atau perombakan kabinet pada Rabu kemarin Jokowi melantik Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi. "Jadi sebelum PAN ini berminat mengasuh Anies, mending diasuh dulu PAN di sana kan. Jadi peluang Anies untuk dapat peluang PAN selesai," ujarnya. Adapun Anies belakangan disebut-sebut tengah dilirik PAN untuk dipinang sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Kehadirannya di berba
Rocky Gerung: Jokowi Jenius Rangkul PAN, Sumbat Peluang Dukung Anies
Juni 16, 2022
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menilai langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasukkan PAN ke dalam Kabinet Indonesia Maju merupakan bentuk kejeniusan sang Presiden. Menurut dia, langkah tersebut bisa menghalangi potensi PAN mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024. "Potensi untuk merawat Anies adalah PAN. Karena itu PAN dimasukin ke istana. Nah itu kejeniusan Pak Jokowi," kata Rocky, Kamis (16/6). Rocky berpendapat potensi PAN untuk mengusung Anies hendak dihentikan oleh Jokowi. Oleh karena itu, dalam reshuffle atau perombakan kabinet pada Rabu kemarin Jokowi melantik Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi. "Jadi sebelum PAN ini berminat mengasuh Anies, mending diasuh dulu PAN di sana kan. Jadi peluang Anies untuk dapat peluang PAN selesai," ujarnya. Adapun Anies belakangan disebut-sebut tengah dilirik PAN untuk dipinang sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Kehadirannya di berba