DEMOCRAZY.ID - Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman membantah anggapan yang menilai pernikahannya dengan adik Presiden Joko Widodo, Idayati sebagai perkawinan politik.
Anwar menegaskan, dirinya bukan bagian dari partai politik. Sehingga tidak ada maksud lain di balik pernikahannya dengan Idayati.
"Misalnya ada yang menuding, sekarang saya nikah dengan beliau (Idayati) adalah perkawinan politik. Lah saya bukan parpol (partai politik) kok, apa yang saya cari?" kata Anwar dikutip dari kanal YouTube Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (3/6/2022).
Anwar menambahkan, pernikahannya dengan Idayati pun tak ada kaitannya dengan Pilpres 2024.
Lagipula, Jokowi juga tak bisa lagi menjadi capres sebab sudah menjabat sebagai presiden selama dua periode.
"Saya kadang-kadang ngomong, lha untuk apa? Pak Jokowi juga tidak lagi ikut Pilpres 2024, sudah dua periode," kata Anwar.
Dia juga membantah jika ada yang mengkaitkan pernikahannya dengan sengketa Pilpres 2019.
Saat itu, MK memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Anwar menegaskan, dirinya baru mengenal Idayati pada Oktober 2021.
Sementara pada saat Pilpres 2019, dia masih menikah dengan almarhumah istrinya.
"Apakah saya tahu? Dan saya tidak kenal kok, demi Allah. Kita kenal Oktober 2021, enggak ada hubungannya (dengan sengketa Pilpres 2019)," kata Anwar.
Meski begitu, Anwar dapat memakluminya. Dia mengatakan bahwa profesinya memang kerap menjadi sasaran fitnah dan caci maki.
"Nah ini, jangan heran. Dunia peradilan penuh dengan fitnah, penuh dengan caci maki. Semakin banyak caci maki, fitnah untuk saya, semakin banyak insyaallah pahala untuk saya," kata Anwar.
Seperti diketahui, Anwar Usman menikah dengan adik kandung Jokowi, Idayati di Graha Saba Buana, Solo, Kamis (26/5).
Pernikahan itu menjadi sorotan dan dikritik banyak pihak karena dinilai berpotensi memunculkan konflik kepentingan. [Democrazy/era]