DEMOCRAZY.ID - Megawati Soekarnoputri menyinggung soal partai politik (parpol) sombong dalam pidatonya di Rakernas PDIP hari ini.
Ketua Umum PDIP itu menyatakan tak pernah menjelek-jelekkan partai politik mana pun.
Megawati dalam pidatonya di Rakernas PDIP awalnya bicara mengenai gelar doktor yang disandangnya.
Megawati membandingkan dengan yang disandang ayahnya, Sukarno atau Bung Karno.
"Jadi otak saya sama beliau (Bung Karno), ya kurangan sedikit saya, nggak berani saya samakan. Tapi kan doktor honoris causa saya, beliau kalau nggak salah 26 ya, saya udah 9. Ini udah tunggu karena pandemi ini 5 lagi loh. Jadi ya udah 13 ditambah profesor saya dua. Saya sampe mikir 'bisa tiga apa nggak ya'," kata Megawati dalam sambutannya di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
Megawati menjelaskan dia bicara tentang gelar yang disandangnya bukan untuk kesombongan.
Dia mengaku hanya ingin membuktikan bahwa perempuan bisa juga meraih gelar.
Barulah kemudian dia menyinggung soal parpol sombong. Megawati pun heran.
Ketua Dewan Pengarah BRIN itu menegaskan bahwa dia tak pernah menjelek-jelekkan parpol lain.
"Kenapa? Karena saya buktikan, bukan untuk sombong. Ada orang mengatakan nanti, 'Ibu Mega sombong banget ya', karena ada juga yang mengatakan 'ada sebuah partai sombong sekali'. Lah piye, kok dibilang sombong, emangnya kenapa," ucap Megawati.
"Itu media jangan diurik-urik loh, tolong omong bener, yang bener. Saya tidak pernah loh, tidak pernah menjelekkan partai mana pun. Tidak pernah menjelekkan ketua apa pun. Saya berjalan sendiri membentuk partai saya yang saya hormati dan sayangi yang bernama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Jangan, jangan, negeri ini harus dibangun dengan bersatu," imbuhnya.
Seperti diketahui, perihal partai sombong pernah disampaikan Surya Paloh saat penutupan Rakernas NasDem di JCC, Jakarta, beberapa hari lalu.
Surya Paloh menegaskan NasDem tak pernah merasa paling baik.
"Jadi buang itu praktik kesombongan, merasa hebat sendiri, merasa paling mantap sendiri, itu bukan NasDem. Ada urusan apa? NasDem masih banyak stok senyumnya. NasDem harus terbiasa dengan humor, dengan canda, dan tertawa berpolitik dengan sukaria, itu jauh lebih baik," kata saat berpidato di acara penutupan Rakernas NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Jumat (17/6).
"Apa yang mau kita tiru dari semangat berpikir seperti itu, dengan modal kesombongan seakan-akan yang paling benar paling kuat paling berkuasa, tidak ada itu artinya bagi NasDem," imbuhnya. [Democrazy/detik]