DEMOCRAZY.ID - Seorang pendakwah, Ustaz Felix Siauw baru-baru ini kembali menyampaikan kekecewaannya dengan fenomena kriminalisasi terhadap sistem khilafah di Indonesia.
Menurut Ustaz Felix Siauw, bentuk kriminalisasi terhadap sistem khilafah akibat minimnya literasi oleh sebagian masyarakat.
Sebab itulah, kata Ustaz Felix Siauw, muncul Islamophobia terhadap sistem khilafah. Sehingga menimbulkan kesalahpahaman bagi sebagian masyarakat tentang khilafah.
Hal itu diutarakan Ustaz Felix Siauw sembari mengunggah tangkapan layar kanal Nat Geo Indonesia dengan tajuk ‘Youtube Era Khilafah, Kota Sudah Teratur Di Masa Keemasan Peradaban Islam.’
“Literasi itu penting supaya gak Islamophobia, @natgeoindonesia aja tau kok, di masa khilafah kota udah teratur,” tulis Ustaz muallaf tersebut melalui Instagramnya @felix.siauw, dikutip pada Sabtu, 18 Juni 2022.
Lebih lanjut, Ustaz Felix Siauw juga tak bisa menahan keresahannya dengan munculnya anggapan miring tentang khilafah akhir-akhir ini.
“Zaman now, khilafah malah dikriminalisasi, itulah pentingnya nggak main kyu-kyu pas pelajaran,” tambahnya.
Sementara dalam penelusuran, kanal Youtube tersebut diketahui tengah menjelaskan narasi kehidupan muslim pada era kejayaan islam saat masih menggunakan sistem kekhilafaan.
Dalam keterangan video, dijelaskan bahwa tatanan kota pada masanya telah rapi dan tertata dengan baik.
Antara lain mulai penataan pasar, rumah, pemandian dan taman masing-masing mengelilingi masjid.
“Kota-kota pada masa peradaban muslim sangat modern dan tertata pada zamannya,” atanya dalam keterangan,” tulisnya seperti dalam keterangan video.
Sedangkan tatana lainnya, rumah-rumah warga muslim kala itu disebut sudah memiliki sistem pengatur suhu, taman dan teras.
Adapun di luar peradaban muslim, masih tergolong belum memiliki sistem tersebut dan masih tinggal di rumah yang tidak nyaman.
“Rumah-rumah pada masa perdaban muslim mempunyai fasilitas yang lengkap,” tulisnya lagi menerangkan.
Selain itu, toleransi antar pemeluk agama dijelaskan sudah hidup secara rukun dan berdampingan. [Democrazy/hops]