AGAMA

Komentar Soal Rendang Babinya Dikecam, Gus Miftah Klarifikasi: Saya Minta Maaf, Tidak Ada Niatan Menyinggung

DEMOCRAZY.ID
Juni 20, 2022
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Komentar Soal Rendang Babinya Dikecam, Gus Miftah Klarifikasi: Saya Minta Maaf, Tidak Ada Niatan Menyinggung

Komentar Soal Rendang Babinya Dikecam, Gus Miftah Klarifikasi: Saya Minta Maaf, Tidak Ada Niatan Menyinggung


DEMOCRAZY.ID - Pendakwah Gus Miftah kembali jadi sorotan usai menyikapi polemik larangan rendang babi yang terjadi belakangan ini.


Namun secara tak terduga, Gus Miftah malah dikecam sejumlah pihak pasalnya tanggapanya dianggap seolah mendukung adanya rendang babi beredar.


Beberapa waktu lalu memang Gus Miftah mengeluarkan pernyataan menohok soal fenomena rendang babi yang viral hingga timbulkan pro kontra.


Bahkan Gus Miftah sempat bertanya, "Apakah rendang memiliki agama?"


Pernyataan itu tampaknya membuat amarah publik tersulut karena dituding semakin membuat suasana memanas.


Menanggapi hal itu, Gus Miftah akhirnya berikan klarifikasi dan meminta maaf secara terbuka di kanal YouTubenya 


"Kalau kemudian pernyataan saya soal rendang buat tersinggung, saya sebagai manusia tentunya minta maaf, tidak ada niat nyinggung kawan-kawan di Minang atau Padang," katanya pada 19 Juni 2022.


Sebelumnya Gus Miftah, menyebut rendang tidak mempunyai agama jadi jangan terlalu dalam menyikapinya hingga merugikan orang atau agama lain


Gus Miftah kemudian membacakan potongan surat Al-Baqarah ayat ke-168 tentang makanan halal di bumi.


Hal tersebut disampaikan oleh Gus Miftah lewat postingan di akun Instagram pribadinya pada Senin, 13 Juni 2022.


"Assalamualaikum, Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Baqarah 168: Yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw," jelas Gus Miftah.


"Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di muka bumi," tambahnya.


Keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari itu menyebut umat Islam tidak perlu pusing jika ada makanan non-halal.


Ia juga tidak mempermasalahkan umat non-muslim mau makan makanan halal atau haram, yang terpenting sebagai muslim yang taat cukup menjauhi itu.


"Kewajiban makan makanan halal kan hanya untuk orang Islam ya, kalau non-islam? Ya terserah mau makan apa," tuturnya.


Selain itu Gus Mifath juga tidak mempermasalahkan tata cara mengolah makanan.


Bagi Gus Miftah, yang terpenting adalah makanan non halal yang dijual dipasaran harus diberi label non-halal sehingga umat Islam tidak salah memakanya.


"Termasuk mau di masak dengan bumbu apa dengan cara apa ya selera mereka," ujar Gus Miftah.


"Saya justru berterimakasih kepada penjual makanan yang menjual makanan haram dan memberikan label non-halal," sambungnya.


Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, Yogyakarta itu mengimbau agar umat Islam tidak perlu marah apabila melihat makanan non-halak dijual.


Yang harus dilakukan oleh umat Islam adalah untuk tidak membeli serta memakanya.


"Sehingga kalau kita melihat makanan non-halal, yang kita lakukan jangan emosi, cukup nggak usah dibeli. Ngomong-ngomong sejak kapan ya rendang punya agama?." tutupnya. [Democrazy/DW]

Penulis blog