DEMOCRAZY.ID - Deklarator Koalisi Bersama Rakyat (Kobar), Sahat Martin Philip Sinurat memastikan kerja Presiden Jokowi selama delapan tahun terakhir ini sangat berhasil, hingga wajar jika masyarakat Indonesia meminta dirinya kembali maju sebagai calon Presiden (Capres) pada Pilpres 2024 untuk tiga periode.
Dikatakan Sahat, selama menjabat Presiden Jokowi tidak hanya membangun Indonesia bagian barat, tetapi juga membangun Indonesia bagi timur.
Artinya, Presiden Jokowi menghadirkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa melihat wilayah Barat dan Timur.
“Terkait tiga periode ini kita juga harus melihat bahwa apa yang dilakukan Jokowi selama ini memang benar-benar sesuai dengan harapan kita bertahun-tahun, beliau benar-benar membangun Indonesia sentris, banyak daerah-daerah yang puluhan tahun tidak dibangun justeru dalam waktu delapan tahun itu dibangun oleh Pak Jokowi,” kata Sahat dalam acara Halal Bihalal Gerakan Tiga Periode di Sekretariat Nasional Jokpro 2024, Sabtu 25 Juni 2022.
Menurut Sahat, program-program kerja Pemerintah untuk kemajuan bangsa ini masih perlu diselesaikan, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di luar Jawa, pembangunan maritim Indonesia, tol laut hingga menuju Indonesia Emas di tahun 2045 membutuhkan pemimpin seperti Jokowi.
Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia dan para relawan Jokowi terus menyuarakan Jokowi tiga periode.
“Apalagi kalau beliau kita berikan lima tahun untuk benar-benar membangun tonggak menuju Indonesia emas 2045. Ini tentunya terus kita suarakan, karena kita bingung 2024 ini kalau bukan pak Jokowi lagi, itu siapa yang bisa melanjutkan? Jangan-jangan kebijakannya semua berubah, termasuk ketegasan Pak Jokowi soal radikalisme, intoleransi dan di 2024 nanti melempem lagi,” ujarnya.
“Ada juga pembangunan IKN, maritim, tol laut dan lain-lain ini harus pak Jokowi yang meneruskan. Saya melihat pak Jokowi tidak melarang rakyat untuk menyuarakan tiga periode, dan kami membuat statemen bahwa 2024 nanti kepemimpinan Pak Jokowi dilanjutkan,” ucapnya.
Dijelaskan Sahat, dalam aturannya Undang-Undang Dasar (UUD) memiliki ruang untuk diamandemen, untuk itu tiga rakyat dan para relawan saat ini adalah menyuarakan Jokowi tiga periode, agar para partai politik memiliki alasan untuk melakukan amandemen UU tersebut.
“Ruang evaluasi itu ada dan kami baca di UUD ada ruang untuk amandemen. Kan yang kita lakukan sekarang itu agar aspirasi kita didengar. Memang aspirasi ini kita harus terus sampaikan, seperti tadi disampaikan karena partai ini melihat suara rakyat, dan kalau suaranya malu-malu maka mereka menganggap banyak tidak mendukung tiga periode, tapi kalau kita semua dari Sabang sampai Merauke menyuarakan pak Jokowi untuk lanjut lagi, nah saya yakin partai-partai juga akan mendesak,” jelasnya.
Lebih jauh Sahat, saat ini Jokowi tidak memiliki partai politik dan pastinya tidak mempunyai kekuatan di parlemen untuk melakukan amandemen.
Namun, Jokowi saat ini berkoalisi dengan rakyat yang artinya kepentingan rakyat menjadi tolak utama dalam bekerja membangun Indonesia ke depan.
“Koalisi bersama rakyat ini karena pak Jokowi tidak punya partai, jadi koalisi beliau itu tidak bersama partai tapi bersama rakyat Indonesia dan itu yang harus kita tegaskan. Kita tunjukan bahwa yang dipunyai pak Jokowi itu bukan partai tapi ratusan juta rakyat Indonesia, dan mereka itulah yang memiliki pak Jokowi dan Pak Jokowi memiliki mereka,” tegasnya.
Gerakan tiga periode ini, kata Sahat sudah melewati diskusi panjang oleh Kobar hingga dinilai tidak bertentangan dengan UUD, karena dalam rumusannya UUD memiliki ruang untuk diamandemen.
“Nah kami coba diskusi panjang, satu hal yang perlu kita ingat, dimasa reformasi ketika dibatasi yang dulunya bisa sekian periode tapi kemudian dibatasi hanya dua periode itukan dimasa kita harus memutus masa-masa otoriter, sehingga cepat kami coba membayangkan pernyataan Bung Karno waktu masih perjuangan kemerdekaan, kata beliau kita merdeka dulu nanti dievaluasi kembali. Nah saya pikir momennya sama di era reformasi, yang penting kita batasi dulu nanti setelah itu kita evaluasi lagi,” tutupnya. [Democrazy]