DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum (Ketum) PSI Giring Ganesha menyebut gelaran Formula E jauh dari kata sukses.
Politikus Gerindra M Taufik balik mengkritik eks vokalis grup band Nidji itu.
"Giring kan nggak nonton, gimana sih dia menanggapi, orang dia nggak nonton. Saya kira itu sudah kehilangan akal sehat," kata M Taufik saat dihubungi, Selasa (7/6/2022).
Taufik menyatakan Formula E Jakarta meraih kesuksesan besar.
Selain penonton puas, Taufik menyebut Formula E berdampak positif terhadap perekonomian RI.
"Sudah pasti dong dampak perekonomian. Anda bayangin ya devisa negara berapa yang masuk? Orang asing aja udah berapa, krunya berapa. Pokoknya kalau orang bilang nggak sukses, saya kira patut kita pertanyakan," imbuhnya.
"Sukses besar, Bos, ini pertama di Indonesia ini," imbuhnya.
Eks Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu lantas mempertanyakan logika berpikir Giring yang menyebut kejadian kakinya kejeblos lumpur memotivasi Formula E.
Dia lantas meminta Giring kembali menjadi vokalis band saja dibandingkan politikus.
"Mesti kita pertanyakan juga itu si Giring cara berpikirnya. Makanya lebih baik Giring nyanyi aja, lebih bagus nyanyi," ujarnya.
Sebelumnya, Giring Ganesha kembali mengkritik soal Formula E Jakarta, mengomentari balapan mobil listrik yang sudah diselenggarakan tersebut.
Giring mempertanyakan indikator Formula E Jakarta bisa disebut berhasil.
"Berhasil lihatnya dari mana? Apakah dilihat dari jumlah penontonnya, apakah dilihat dari jumlah keuntungannya, apakah dilihat dari dampak ekonominya ke masyarakat di sekitar dan masyarakat DKI Jakarta," kata Giring di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (6/6).
Menurut Giring, indikator kesuksesan Formula E Jakarta bukan hanya soal keramaian dan ingar bingar. Kesuksesan, katanya, lebih dari itu.
"Makanya sukses itu dilihat dari mana? Kalau cuma rame dan ingar bingar saja, menurut saya sih itu bukan, apa ya, bukan level sukses aja," kata Giring.
Giring juga menganggap Formula E Jakarta bukan program prioritas bagi warga Ibu Kota.
Giring menyebut masih banyak masalah lain di Jakarta yang harus dituntaskan. [Democrazy/detik]
