DEMOCRAZY.ID - Partai Demokrat menyentil partai politik (parpol) yang menjual slogan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tapi bertingkah mengekalkan polarisasi serta politik identitas di tengah masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat berbicara tentang koalisi parpol menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dia menegaskan Demokrat adalah parpol yang menghormati perbedaan dan mengedepankan toleransi.
"[Demokrat] bukan sekedar jualan slogan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, tapi malah mengekalkan polarisasi dan politik identitas demi efek elektoral semata, ataupun menakuti-nakuti kelompok tertentu agar mau mendukung pihaknya di pemilu, misalnya," ucap Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/6).
Dia menerangkan, sikap Demokrat dalam membangun koalisi untuk Pilpres 2024 sudah sangat jelas disampaikan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di berbagai kesempatan.
Menurut Herzaky, Demokrat menghargai kemandirian, independensi, mekanisme internal, dan pilihan dari setiap parpol dalam menentukan pilihan masing-masing.
Atas dasar, lanjutnya, pihaknya berharap independensi, kemandirian, mekanisme internal, dan pilihan Demokrat dalam menentukan rekan koalisi menuju 2024 dihormati dan dihargai pula.
"Kami harapkan, tidak ada upaya tekanan-tekanan, paksaan, bahkan ancaman-ancaman, semisal upaya kriminalisasi atau gangguan terhadap bisnis kader-kader kami, maupun upaya perampasan kepemimpinan terhadap partai kami ataupun calon rekan koalisi kami." katanya.
Herzaky menambahkan, Demokrat akan berkoalisi dengan parpol yang mau mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat dan berupaya agar harga sembako terjangkau.
"Harganya stabil dan stok tersedia, kemiskinan berkurang drastis, dan pengangguran berkurang drastis. Parpol-parpol yang memperjuangkan perubahan dan perbaikan nasib rakyat di 2024-2029," tuturnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP merupakan partai 'wong cilik', sehingga tidak suka dengan kamuflase politik.
Ia menuturkan dalam membentuk koalisi untuk 2024, PDIP mempertimbangkan ikatan emosional dengan pendukung partai.
"Koalisi kan ini harus melihat emotional bonding pendukung PDIP. Pendukung PDIP ini rakyat wong cilik yang tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik," kata Hasto jelang penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Jakarta, Kamis (23/6).
Pernyataan Hasto itu menanggapi pertanyaan soal sinyal partai yang enggan berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat.
Mengenai Partai Demokrat, Hasto mengatakan berdasarkan sejarah, PDIP tidak mudah menjalin kerja sama dengan partai sekarang dipimpin AHY itu.
"Kalau saya pribadi sebagai sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu," ucapnya. [Democrazy]