DEMOCRAZY.ID - Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Fadli Zon sempat terlibat debat panas dengan peggiat media sosial Rudi dalam acara 'Catatan Demokrasi' tvOne, Selasa malam, 14 Juni 2022.
Acara yang dipandu Andromeda Mercury dan Maria Assegaf bertajuk "Rendang Babi di RM Padang, Salahnya Dimana?'.
Perdebatan itu berawal ketika Rudi Kamri memandang polemik nasi Padang babi sudah selesai.
Pelakunya juga sudah meminta maaf dan toko onlinennya juga sudah tutup dua tahun lalu.
Dengan demikian, Ia menganggap masalah tersebut dan tak perlu diperlebar.
Masih banyak persoalan bangsa yang belum tertangani dengan baik, jangan habiskan energi membahas persoalan ini.
Rudi juga mengimbau kepada tokoh-tokoh dan ulama agar menyampaikan pernyataan yang menyejukkan.
Tidak memberikan informasi atau narasi yang memancing kegaduhan.
Rudi menyayangkan pernyataan Fadli Zon di media sosial yang bikin gaduh masalah ini.
"Bagi saya sih memang mas Fadli Zon memang begitu, gayanya dia untuk pansos begitu, jadi saya nggak ngerti. Jadi memang genetika beliau memang begitu. Ya nggak apa-apa tapi itu kan membuat kita jadi sering tertawa untuk melihat kelucuan mas Fadli Zon," kata Rudi.
Ia mengatakan Fadli Zon sebagai anggota dewan, juga Ketua Ikatan Keluarga Minang, semestinya bisa mengendalikan diri dan membuat pernyataan yang menyejukkan bagi masyarakat.
"Jadi jangan membuat dia mendegradasi atau mencederai kewibawaan suku Minang," ujarnya.
Fadli Zon yang berada di ujung telepon, merespon tudingan dirinya sengaja membuat gaduh dan pansos dibalik kasus Nasi Rendang Babi.
"Yang membuat gaduh itu adalah yang bikin rendang dengan babi itu yang bikin gaduh. Jadi logikanya jangan terbolak-balik," kata Fadli Zon.
Sebagai Ketua IKM, Fadli Zon mengaku banyak mendapatkan aspirasi bahwa viralnya Nasi Padang babi itu telah merusak citra kuliner Minang yang halal.
Menurutnya, setiap kuliner merupakan produk kebudayaan dari daerahnya masing-masing dan harus dihargai.
Ia membayangkan kehebohan juga akan terjadi manakala kuliner di Aceh-kuliner Timur Tengah, yang terkenal halalnya, dibuat dengan bahan baku yang tidak halal.
Baginya setiap kuliner ada sentuhan budayanya. Apalagi budaya Minang berprinsip 'Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'.
"Itu sudah harus diakui sebagai kenyataan budaya. Jadi bukan tadi siapa Rudi Kamri? Saya nggak kenal juga ini siapa. Tapi kalau pansos apanya yang pansos? Saya sudah ada disini pansos untuk apa?" ungkap anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra ini.
"Menurut saya, Anda pansos mas!" sahut Rudi Kamri.
"Karena Anda anggota DPR itu tidak meneduhkan," "Mana ada anggota DPR tidak meneduhkan," timpal Fadli.
Rudi lantas bertanya ke Fadli Zon, apakah rendang babi boleh atau tidak?
"Tidak boleh kalau itu disebut masakan Minang, masakan Padang, banyak warga Minang memprotes itu. (rendang babi) Tidak boleh untuk dipasarkan kalau untuk dikonsumsi sendiri silakan," tegas Fadli.
Fadli menegaskan ada keberatan dari masyarakat Minang tentang viralnya Nasi Padang babi.
"Boleh nggak ada keberatan dari masyarakat Minang? Boleh nggak?" tanya Fadli ke Rudi.
"Keberatan apa? Kan sudah dijawab Irma Chaniago, pak Hasril, asal tidak menggunakan simbol-simbol Minang. Tapi masalah rendang babi tidak masalah. Di Malaysia ada rendang babi juga secara kalengan, Anda diam saja," kata Rudi.
Menurut Fadli, ada banyak warga Minang yang keberatan dengan masalah ini, karena telah merusak citra Minang.
Kuliner Minang selama ini dikenal karena kehalalannya dan citranya melekat di masyarakat Indonesia.
"Kalau (rendang babi) untuk konsumsi sendiri silakan saja. Tapi saya menerima banyak aspirasi dari warga IKM yang jumlahnya juga banyak sekali di seluruh Indonesia. Bahkan mereka mau melakukan gugatan hukum, gitu ya," terang Fadli.
"Saya termasuk yang moderat melihat masalah ini, tapi ada juga sejumlah orang yang menginginkan ini harus dilakukan satu pendekatan hukum, di dalam hal ini karena ini merusak citra dari kuliner Minang yang halal tadi," sambungnya. [Democrazy]