DEMOCRAZY.ID - Fransiskus, sorang sopir mobil yang sudah mengabdi selama 25 tahun di Biara Santo Yosef Ende, mengisahkan pengalaman mistis merawat Serambi Soekarno di Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.
Fransiskus mengakui, selama 25 tahun mengabdi di biara St. Yosef Ende, tempat itu punya unsur mistis yang kadang membuat ia dan teman-temannya merinding.
Kali pertama kali ia mengalami kesan mistis di tempat itu ketika tempat tersebut direnovasi dan patung Soekarno dibangun pada 14 Januari 2019 lalu, dibangun oleh Provinsial Societas Verbi Divini (SVD) Ende, Pater Lukas Jua SVD.
Lantas, ia pun membedakan antara keberadaan dari serambi Soekarno sebelum di renovasi maupun sesudah direnovasi.
"Kalau dulu, saya jalan lewat sini rasa aman-aman saja, macam tidak ada apapun namun semenjak patung dibangun dan tempat ini diubah saya mau lewat sini juga agak takut,” paparnya dikutip dari situs resmi BPIP pada Rabu (1/6/2022).
Aura mistis itu kian besar, katanya, terjadi pada malam hari.
Ia bahkan merasa, ketika malam hari tiba di Serambi Bung Karno itu seperti ada orang duduk di tempat itu.
“Kadang, saya dan juga teman-teman yang lain kalau lewat pada malam hari, merasa kalau ada orang duduk di sini (Serambi Bung Karno-red),” imbuhnya.
Fransiskus mengungkapkan bahwa semenjak itu hingga sekarang, tempat itu berubah nuansanya.
Meski begitu, ia merasa betapa berharganya tempat itu sebagai saksi sejarah kehadiran presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno di Kabupaten Ende.
"Dulu memang kita rasa tempat ini biasa-biasa saja tidak penting amat, namun semenjak direnovasi, tempat ini rasanya sangat berharga sekali. Sehingga, banyak orang yang berkunjung ke tempat ini hampir tiap hari," tandasnya.
Sebagai orang yang turut merawat, membersihkan tempat tersebut selama puluhan tahun, Fransiskus merasa bangga karena bisa menjaga salah satu tempat penting di Kabupaten Ende.
"Saya tentunya bangga dengan tempat ini. Saya merasa memiliki tempat ini, menjaga tempat ini merupakan sebuah kehormatan, karena saya sebagai orang Ende punya satu situs penting yang turut membantu melahirkan lima dasar negara sila pancasila," ungkapnya.
Meskipun demikian, sebagai masyarakat ia berharap bahwa, pemerintah dapat membantu menjaga dan melestarikan tempat tersebut agar menjadi tempat yang nilai sejarahnya tetap terjaga.
Serambi Bung Karno Ende adalah situs bangunan sejarah untuk mengenang dan menghormati jejak sejarah perjuangan dan persahabatan Bung Karno dengan para tokoh misionaris SVD terutama Pater Geradus Huijtink, SVD dan Pater Dr. Johannes Bouma, SVD.
Itu terjadi saat masa-masa pembuangan Bung Karno di Ende 14 Januaa 1934 sampai dengan 18 Oktober 1938
Serambi Bung Karno sendiri terletak di Biara Santo Yosef Kathedral Ende, Nusa Tenggara Timur.
Serambi Bung Karno ini diresmikaan pada 14 Januari 2019 lalu oleh provinsial SVD Pater Lukas Jua, SVD.
Peresmian waktu itu bertepatan dengan 85 tahun lalu Bung Karno menginjakan kaki untuk pertama kalinya di Ende-Flores. [Democrazy/ktv]