DEMOCRAZY.ID - Terungkap isi pesan suara Deborah Samuel, mahasiswi yang dikeroyok rekan-rekannya hingga tewas, Kamis, 12 Mei 2022.
Isi pesan suara Deborah Samuel diduga telah menghina Nabi Muhammad yang berujung kemarahan rekan-rekannya.
Dalam pesan suara tersebut, Deborah menyebut bahwa grup mahasiswa itu harusnya berisi informasi penting terkait tugas atau ujian kampus.
“Holy Ghost Fire, tidak akan terjadi apa-apa pada saya, Anda harus tahu apa yang harus dikirim ke grup ini. Bukan grup itu dibuat untuk mengirim omong kosong, grup itu dibuat untuk memposting hal-hal seperti, tugas ujian dll bukan omong kosong. Anda memposting, bukan hanya nabi, Anda datang untuk mempermainkan saya,” demikian isi pesan suara Deborah di grup WhatsApp.
Omong kosong yang dimaksud Deborah adalah postingan agama dari rekan-rekan Muslim. Itu membuat kesal beberapa rekannya.
Deborah dianggap tidak menghormati Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ketegangan pun terjadi.
Jamila, rekan kampus Deborah yang juga menjadi anggota dalam kelompok Whatsapp dikutip Premium Times, Jumat, 13 Mei 2022 mengatakan, korban sempat menghapus pesan suara itu.
Sayangnya, pesan suara itu kadung menyebar ke banyak mahasiswa lain di kampus sebelum dihapus. Pernyataan Deborah inilah yang memicu kemarahan banyak mahasiswa.
Hal ini semakin diperparah karena Deborah non-muslim. Deborah merupakan mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pendidikan Shehu Shagari, Negara Bagian Sokoto.
Pascakejadian, otoritas setempat langsung menutup kampus. Korban sempat diamankan oleh pihak kampus ke pos keamanan, namun kemarahan para mahasiswa tak bisa dibendung.
"Para mahasiswa membawanya secara paksa dari ruang keamanan di mana dia sempat disembunyikan oleh otoritas kampus, membunuhnya, kemudian membakar bangunan itu," kata Sanusi Abubakar, juru bicara kepolisian setempat.
Pihak keamanan kampus dan polisi berupaya mengevakuasi korban namun gagal karena banyaknya para mahasiswa.
"Polisi menembakkan gas air mata ke arah para mahasiswa kemudian melepaskan tembakkan ke udara untuk membubarkan mereka, tapi menolak," kata seorang mahasiswa. [Democrazy/fin]