DEMOCRAZY.ID - Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar, tak terima disebut profesor gadungan. Alasannya, dia mengklaim gelar diberi dua universitas ternama.
"Kalau saya profesor gadungan maka dua universitas yang memberi saya gelar profesor adalah gadungan," ujarnya di Markas Polda Metro Jaya, Selasa, 31 Mei 2022.
Maruf Amin Lulusan Universitas Ibnu Chaldun
Salah satu universitas yang memberi gelar kepadanya adalah Universitas Ibnu Chaldun.
Dalam kesempatan usai diperiksa sebagai pelapor, dia mengatakan kalau Wakil Presiden Maruf Amin adalah salah satu tokoh lulusan universitas itu.
Sehingga, dia menyebut tidak mungkin Universitas Ibnu Chaldun gadungan.
"Universitas itu didirikan tahun 56 telah melahirkan banyak tokoh diantaranya wapres (wakil presiden) sekarang ini adalah alumnus Universitas Ibnu Chaldun. Jadi tidak mungkin itu universitas adalah universitas gadungan. Yang kedua yang memberikan ke saya itu adalah universtias internasional yang didirikan 36 negara, yang berpusat di Malaysia," katanya.
Dugaan Pencemaran Nama Baik
Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar, diperiksa polisi selaku pelapor terkait kasus dugaan pencemaran nama baik yang diduga dilakukan Direktur Pascasarjana Institut Agama Kristen Tarutung Sumatera Utara berinisial YLH.
"Jadi saya hari ini diundang oleh PMJ untuk klarifikasi sehubungan dengan laporan balik yang kami lakukan tanggal 1 April 2022," ujarnya di Markas Polda Metro Jaya, Selasa, 31 Mei 2022.
Polda Metro Jaya memeriksa Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar, terkait dugaan gelar profesor gadungan dan pemalsuan ijazah.
Musni dilaporkan oleh Direktur Pascasarjana Institut Agama Kristen Tarutung Sumatera Utara berinisial YLH dengan nomor LP/B/409/2022/SPKT/Polda Metro Jaya tanggal 24 Januari 2022.
Klarifikasi Soal Profesor Gadungan
"Tujuan saya dipanggil di sini untuk melakukan klarifikasi sehubungan pelapor menyampaikan laporan ke Polda bahwa saya adalah profesor gadungan," ujar dia kepada wartawan, Senin, 28 Maret 2022. [Democrazy/viva]