POLITIK

Sebut Pemilu Ketika Masa Krisis Begini Berat Bagi PKB, Cak Imin: Yang Punya Uang Yang Menang

DEMOCRAZY.ID
Mei 01, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Sebut Pemilu Ketika Masa Krisis Begini Berat Bagi PKB, Cak Imin: Yang Punya Uang Yang Menang

Sebut Pemilu Ketika Masa Krisis Begini Berat Bagi PKB, Cak Imin: Yang Punya Uang Yang Menang

DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bagsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebut Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dikondisi ekonomi saat ini akan sulit bagi partainya. 


Menurut Cak Imin, ketika kondisi ekonomi kritis seperti saat ini yang akan memenangkan Pemilu adalah mereka yang memiliki uang. 


Ia menilai akan berat bagi partainya untuk memenangkan Pemilu.


“Ketika krisis begini, pemilu, ya sudah yang punya uang yang menang. Berat buat partai saya,” ujar Cak Imin,1 Mei 2022. 


Meskipun Cak Imin mengaku berat bagi partai PKB untuk menang pemilu, ia mengungkapkan bahwa partainya memiliki dukungan sebanyak 13 juta orang.


Cak Imin menjelaskan berdasarkan lembaga survey menyebut pemilih PKB adalah loyal. 


Bahkan saking loyalnya menurut Cak Imin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya tak punya pengaruh di PKB. 


“Semua lembaga survey (menyebut) pemilih PKB adalah loyal, solid sekali sampai ke bawah. Bahkan, Yahya Cholil Ketum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB, enggak ngaruh sama sekali,” kata Cak Imin.


Cak Imin yakin bahwa dukungan akar rumput akan membantu PKB mencapai kesuksesan di 2024. 


Dia bahkan percaya jika dia mencalonkan diri sebagai presiden, modal akan tumbuh lebih banyak. 


Alhasil, Cak Imin meminta pembahasan soal penundaan pilkada. 


Sebelum melakukan pemilu politik lagi, ia berharap perekonomian Indonesia pulih terlebih dahulu. 


Ketegangan antara PKB dan PBNU meningkat setelah Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU. 


Yahya menegaskan PBNU tidak akan menjadi corong PKB. Diakuinya, PBNU dan PKB memiliki hubungan yang erat.


Namun, ini tidak serta merta berarti bahwa PBNU dapat digunakan untuk memenangkan PKB. 


“Relasi NU dengan PKB saya kira alami sekali karena dulu PKB dulu sendiri diinisiasi, dideklarasikan, oleh pengur-pengerus PBNU, itu satu hal. Tapi, sekali lagi tidak boleh lalu NU ini jadi alat dari PKB atau dikooptasi dengan PKB,” ungkap Yahyapada. [Democrazy/terkini]

Penulis blog