DEMOCRAZY.ID - Seorang ulama kelahiran Arab telah mengambil keputusan besar dalam hidupnya.
Ia memilih untuk tidak menganut agama apapun atau pilih menjadi atheis.
Ulama tersebut adalah Abdullah Alqasemi, ulama Arab yang hidup di abad ke–20 itu tergolong kontroversial di zamannya.
Salah satunya terlihat dari keputusannya memilih atheis dan tidak beragama.
Mengenai kisah lengkap dari Abdullah Alqasemi ulama Arab yang putuskan atheis, simak ulasan di bawah ini.
Semasa muda Alqasemi dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas.
Sedari kecil pun, ia telah dibesarkan dalam keluarga yang agama konservatif di salah satu daeah di Arab, yang mana tempat tersebut merupakan lahirnya wahabisme.
Dilansir dari kanal YouTube Islama Populer, sedari kecil ia telah didoktrin dengan pemikiran dan berbagai karya berkaitan dengan hal itu.
Diketahui bahwa ia merupakan orang pertama di zaman modern yang pernah menulis kritik tentang Universitas Azhar.
Selain itu, kritik juga disampaikan melalui tulisan yang berisikan tentang sekulerisme juga atheisme.
Tidak hanya cerdas, Alqasemi juga pada zamannya dikenal sebagai pribadi yang sangat percaya diri atau narsis.
Meskipun demikian, berkat ketekunan dan kecerdasannya yang di atas rata-rata, ia digadang-gadang sebagai Ibnu Taimiyah di lingkungannya saat itu.
Pasalnya ia fasih di dalam berbagai bidang ilmu agama seperti mufassir, muhadist, mufakih sekaligus mu’ari.
Putuskan Menjadi Atheis
Di balik kecerdasaan, karya yang dimiliki juga pujian yang diberikan, ia kerap kali mempertanyakan hal-hal yang aneh.
Hal aneh tersebut meliputi pertanyaan tentang keberadaan Tuhan juga melakukan kritik terhadap agama.
Karena hal itulah, banyak yang menuduhnya ia telah berpindah menjadi seorang atheis.
Bukan hanya itu saja, ia juga menanyakan mengapa umat muslim wajib melaksanakan salat lima waktu.
Setelah ramai diisukan atheis, Alqasemi lantas menghilang dari peradaban untuk sementara waktu.
Ia pun banyak memperlajari buku tentang filsafat hingga akhirnya menuliskan buku yang tergolong aneh.
Tak ayal buku yang ditulisnya itu mengundang sejumlah tentangan dari sejumlah pihak hingga karyanya diklaim bisa menghancurkan reputasi Islam.
Akhirnya Alqasemi pun memilih keluar dari agama Islam, kemudan mencoba membentuk sebuah gerakan politik atheis di Mesir.
Di samping itu ia juga menghabiskan waktunya di Lebanon untuk hal yang sama.
Di sana pulalah ia lantas bertemu dengan Syeikh Ibnu Aqil Adzahiri, keduanya sering kali berdebat dalam setiap malamnya.
“Ayah Abullah adalah seoang keturunan Mesir dari Said yang datang ke Qasim untuk bekerja. Qasemi juga benci saat orang berbicara tentang warisan budaya Mesir,” ungkap Syeikh Ibnu, dikutip melalui kanal YouTube Islam Populer pada Selasa, 17 Mei 2022.
Perdebatan itu lantas ditulis kembali oleh Syeikh Aqil dan jadilah sebuah buku yang berjudul A Night in the Garden City. [Democrazy/hops]