DEMOCRAZY.ID - Senin lalu, Israel memberlakukan keadaan siaga bagi warganya dan seluruh kantor kedutaan besar dan perwakilannya di berbagai negara di dunia.
Hal ini dilakukan menyusul sumpah yang diucap Presiden Iran, Ebrahim Raisi yang menyebut bahwa ia akan melakukan aksi balas dendam kepada Israel atas tewasnya kolonel pengawal revolusi Iran, Sayyad Khodaei di Teheran.
Israel mengumumkan status siaga pada kantor perwakilannya di seluruh dunia sebagai upaya preventif demi mengantisipasi aksi balas dendam yang dilakukan oleh Iran.
Tak hanya menyiagakan perwakilannya di seluruh dunia, Israel juga melarang warganya berpergian ke Turki dan negara-negara yang berbatasan dengan Iran.
Menurut Biro Kontra Terorisme Dewan Keamanan Nasional Israel, risiko serangan terhadap warga Israel amatlah tinggi di Turki dan terus meningkat di negara itu.
Laporan ini ditulis berdasar ucapan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennet yang menyebut Iran menebar ancaman nyata bagi warga Israel.
"Peringatan itu berasal dari ancaman nyata terhadap Israel di Turki dan negara-negara yang berbatasan dengan Iran," ucap Bennet seperti dikutip dari laman Middle East Monitor pada Selasa 31 Mei 2022.
Meski Israel secara resmi belum mengkonfirmasi dan mengaku terlibat dalam pembunuhan Khodaei, tetapi, menurut laporan New York Times, Israel sempat memberi tahu pejabat AS bahwa pembunuhan Khodaei dimaksudkan sebagai pesan ke Iran untuk mengakhiri aktivitas unit 840, yang bertugas sebagai eksekutor dalam melakukan serangan dengan target diluar Iran.
Khodaei disebut-sebut sebagai wakil komandan unit tersebut meski hingga saat ini Iran tak pernah mengakui keberadaan unit 840.
Sebelumnya sumpah balas dendam diucapkan Presiden Raisi yang kala itu menyebut tidak akan ragu-ragu menindaklanjuti insiden kematian Khodaei dan berjanji akan mencari serta mengadili para pelaku yang terlibat.
“Balas dendam terhadap para penjahat atas darah martir Khodaei pasti akan dilakukan tanpa keraguan,” ucap Presiden Raisi kala itu.
Saat itu, sebagai bentuk respons ancaman, media lokal Israel melaporkan sederet tanggapan yang sedang dipertimbangkan Israel atas ancaman Iran tersebut.
Kantor berita tersebut juga menuliskan bahwa Khodaei merupakan dalang dari banyak penyerangan terhadap warga Israel di beberapa negara di dunia.
Perlu diketahui bahwa pada hari Minggu lalu, Pengawal Revolusi Iran mengumumkan tewasnya Khodaei ketika sedang duduk di mobilnya di Teheran, ibukota Iran.
Menurut kesaksian, pembunuhan ini dilakukan oleh dua penyerang yang menggunakan sepeda motor. Hingga kini penyelidikan masih terus dilakukan. [Democrazy/hops]