DEMOCRAZY.ID - Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI) Sri Mulyani baru saja mengumumkan kerugian yang dialami oleh Pertamina dan juga PLN.
Muslim Arbi selaku Direktur Gerakan Perubahan mempertanyakan mengapa kerugian yang dialami oleh Pertamina dan PLN bisa mencapai Rp7 ribu triliun lebih.
Pemerintah yang selalu mengumumkan bahwa Indonesia mengalami kerugian terus menerus seperti mengibaratkan bahwa pemerintahan era Jokowi hanya membuat bangkrut bangsa ini.
“Melainkan hanya bisanya utang dan utang terus. Salah kelola negara sehingga perusahaan BUMN merugi terus menerus dan utang yang menumpuk saat ini, ini bukti rezim Jokowi bangkrutkan negara,” imbuh Muslim Arbi.
Padahal diketahui rakyat Indonesia selalu bayar secara tunai BBM dan tarif listrik mereka.
Muslim Arbi juga menyinggung selama ini tarif listrik dan BBM naik terus-menerus tapi malah PLN dan Pertamina selalu merugi.
“Kenapa kerugian saja yang diumumkan. Dan juga besaran utang diumumkan. Padahal untuk PLN dan Pertamina, rakyat bayar cash dalam transaksi gunakan BBM dan Listrik. Dan BBM naik terus, juga tarif listrik naik terus,” kata Muslim Arbi, Minggu 22 Mei 2022.
Muslim Arbi juga menyoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani karena tidak mengumumkan alasan dibalik nilai kerugian yang bisa mencapai ribuan triliun rupiah tersebut.
Sebab jika utang negara semakin menumpuk, pasti nantinya beban tersebut akan dipikul oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Kenapa rugi puluhan T? Jika rugi terus, berarti negara ini sudah bangkrut keuangannya. Demikian juga utang menumpuk, dan beban utang itu pasti rakyat yang tanggung,” tuturnya.
Selama ini pemerintah juga tidak pernah mengumumkan soal aliran utang Indonesia.
“Ke mana utang-utang itu dibelanjakan, rakyat tidak diberitahu. Utang pemerintah mengalir ke mana,“ ungkap Muslim Arbi.
Sebagai informasi, Pada tanggal 19 Mei 2022 Sri Mulyani mengumumkan bahwa Pertamina dan PLN mengalami kerugian.
Kerugian yang diperoleh oleh PLN sebesar Rp71 triliun sedangkan kerugian Pertamina mencapai Rp191 triliun. [Democrazy/terkini]