DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Usai sejumlah tank Inggris lengkap 8.000 prajurit dikirim ke Eropa Timur, ketegangan antara Rusia dengan negara aliansi NATO semakin memanas termasuk kemungkinan penggunaaan senjata nuklir.
Beberapa waktu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa rencana menggunakan nuklir selalu disiapkan Rusia untuk mengancam dan menandingi kekuatan NATO termasuk Inggris.
TV pemerintah Rusia dengan berani juga melakukan simulasi apabila Vladimir Putin meluncurkan serangan nuklir di tiga ibu kota besar di Eropa.
Menyitat Daily Mail, pihak Rusia menyatakan negara-negara yang dijatuhi nuklir tidak akan ada yang selamat menanggapi pasca komentar Menteri Angkatan Bersenjata Inggris yang mendukung serangan Ukraina terhadap infrastruktur Rusia.
Pembawa acara di program 60 Menit Channel One mengumumkan 3 kota seperti London, Paris, dan Berlin dapat terkena nuklir dalam waktu 200 detik setelah rudal nuklir diluncurkan dari Rusia.
Pada acara hari Kamis, Ketua Partai Nasionalis Rodina, Aleksey Zhuravlyov, merenungkan apa yang akan terjadi jika Rusia meluncurkan senjata nuklir melawan Inggris.
“Satu rudal Sarmat dan Kepulauan Inggris tidak akan ada lagi,” katanya.
Dia bersikeras mengatakannya dengan serius, sementara pembawa acara lain menambahkan bahwa Inggris juga memiliki senjata nuklir dan menyatakan tidak ada yang akan bertahan dalam perang nuklir ini (baik Rusia maupun Inggris serta negara alinasi NATO lainnya).
Produser di acara itu kemudian menunjukkan kepada pemirsa sebuah peta (foto) yang tampaknya menunjukkan bahwa nuklir dapat diluncurkan dari Kaliningrad, daerah Rusia yang berbatasan dengan Polandia, Lithuania, dan Laut Baltik.
Dalam foto yang disiarkan di TV Pemerintah Rusia, nuklir yang diluncurkan dari negeri beruang itu bisa mencapai Berlin dalam 106 detik, Paris dalam 200 detik, dan London dalam 202 detik.
Pada Kamis, 28 April 2022, Rusia meluncurkan 3 rudal jelajah ke pusat Kyiv saat Sekjen PBB Antonio Guterres berkunjung menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di ibu kota membahas ketegangan konflik Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini eskalasinya semakin meningkat. [Democrazy/hops]
