DEMOCRAZY.ID - Berita mengenai investasi yang dilakukan anak perusahaan BUMN Telkom, Telkomsel kepada GOTO dinilai memiliki aroma yang mencurigakan.
Investasi yang dilakukan Telkomsel ke GOTO diketahui hanya menghasilkan kerugian.
Selain itu, fakta yang membuat hal ini janggal adalah bahwa Komisaris Utama GOTO yaitu Garibaldi Thohir alias Boy Thohir merupakan kakak kandung dari Menteri BUMN, Erick Thohir.
Agustinus Edy Kristianto selaku mantan Direktur YLBHI memberikan pendapatnya mengenai investasi Telkomsel ke GOTO.
Selain persoalan kerugian, masalah bawa investasi Telkomsel ke GOTO yang bernilai triliunan rupiah membuat dugaan adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dilakukan kakak-beradik tersebut muncul.
Perlu diketahui bahwa Menteri BUMN merupakan perwakilan negara sebagai pemegang saham Telkom sebesar 52 persen. Sedangkan Boy Thohir adalah Komisaris GOTO.
“Menteri BUMN mewakili negara sebagai pemegang saham di BUMN Telkom (52persen). Telkom adalah pengendali Telkomsel dengan kepemilikan mayoritas (65persen). Boy Thohir adalah pengurus GOTO (komisaris) sekaligus pemegang 1.054.287.487 lembar saham GOTO berdasarkan Akta Perubahan November 2021,” ujar Agustinus Edy Kristianto Sabtu 21 Mei 2022. P
Pembelian saham Telkomsel ke GOTO pada 18 Mei 2021 memiliki nilai sekitar $150 juta atau setara dengan Rp2,1 triliun yang dikonversi menjadi 29.708 lembar.
Lalu Telkomsel membeli saham GOTO sebesar $300 juta atau setara dengan Rp4,2 triliun yang merupakan opsi beli 59.417 lembar.
Total uang Telkomsel yang telah mengalir pada GOTO adalah Rp6,3 triliun alias 89.125 lembar.
Agustinus Edy Kristianto juga menyebutkan bahwa pada 13 Mei 2022, saham GOTO anjlok 50 persen lebih sejak IPO menjadi Rp194 per lembar.
Nilainya turun menjadi 26 persen dari harga awal pembelian Telkomsel yaitu sebesar Rp265,5 per lembar.
Lebih lanjut lagi, Agustinus Edy Kristianto juga mempertanyakan mengapa tiba-tiba kakak kandung Erick Thohir menjadi pemegang satu miliar lembar saham GOTO setelah perusahaan tersebut dibeli oleh Telkomsel.
“Baunya amis sekali, kita tak bisa tinggal diam,” pungkas Agustinus Edy Kristianto. [Democrazy/terkini]