DEMOCRAZY.ID - Peraih medali emas dan perak cabang atletik SEA Games 2021 (2022) mengkritik kinerja Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan.
Dari 47 nomor cabang atletik di SEA Games 2021, Indonesia hanya meraih dua medali emas.
Dua medali itu disumbang Odekta Naibaho Elvina dari nomor maraton putri dan Eki Ekawati Febri dari nomor tolak peluru putri.
Torehan itu meleset dari target delapan emas yang dicanangkan Luhut.
Bahkan sangat jauh meleset dari target awal 15 emas. Ini jadi salah satu pencapaian terburuk Indonesia selama mengikuti SEA Games.
Pencapaian terburuk Indonesia di nomor olahraga terukur ini adalah satu emas, yakni pada SEA Games 2005.
Usai itu prestasi Indonesia meningkat dengan minimal meraih lima medali emas.
Odekta menilai kinerja Luhut sebagai Ketua Umum PASI tidak maksimal.
Ini berbanding terbalik dengan mendiang Bob Hasan, Ketua Umum PASI sebelumnya, yang selalu berusaha memberi yang terbaik.
"Emas ini sebenarnya bukan hanya dihadiahkan untuk pengurus dan orang tua. Saya juga berjuang sejauh ini enggak dibiayai dua bulan, saya mengorbankan emosi, materi, masa muda, dan keluarga saya," kata Odekta usai meraih emas maraton putri SEA Games 2021, Kamis (19/5).
"Saya ingin menyampaikan bahwa jangan hanya peduli ketika kita berhasil, tapi ketika gagal dibuang. Tolong untuk pengurus federasi dan apapun yang bersangkut paut di kepengurusan, tolonglah," ujar Odekta.
Atlet peraih emas maraton untuk DKI Jakarta di PON Papua ini mengatakan kinerja Luhut, yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, sebagai Ketua Umum PASI belum maksimal.
"Saya butuh pijat saja tidak ada. Saya sewa apartemen, invoice-nya enggak diganti. Tapi buat apa mempermasalahkan itu sebelum ada hasil," kata Odekta.
"Saya ingin memperlihatkan hasil dulu. Pengorbanan saya itu akhirnya terjawab ketika saya ikhlas. Ini pelajaran buat mereka [pengurus PASI], ayo bekerja sama-sama," ucap pelari 30 tahun tersebut.
Peraih medali perak nomor jalan cepat putra, Hendro Yap, juga menilai kinerja Luhut belum optimal sebagai Ketua Umum PASI.
"Saya itu dapat pelatih baru tiga bulan dan sampai saat ini pelatih saya gajinya belum jelas. Dia datang ke sini juga uang saku belum dikasih dan perlengkapan seadanya. Ini yang jadi kendala saya sebenarnya. Saya kurang tahu nih, ini di masa jabatan pak LBP tidak sama kayak dulu," kata Hendro.
Kendati demikian peraih medali perak nomor maraton putra, Agus Prayogo, menilai kinerja pengurus PASI saat ini, utamanya Luhut sebagai Ketua Umum PASI, belum bisa diukur. Pasalnya Luhut memimpin saat di masa pandemi.
"Kalau saya melihatnya dari kacamata saya belum bisa menghakimi kinerja ketua umum [Luhut]. Kalau kemarin terakhir kan ada Covid. Jujur kita semua atlet enggak ada yang try out," ucap Agus.
"Saya sendiri juga ke sini enggak ada try out. Jadi saya tidak bisa mengevaluasi kekurangan saya di mana. Harusnya kalo tidak covid kita ada beberapa kali try out. Jadi tidak bisa menghakimi," ujar Agus. [Democrazy/cnn]