DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi memastikan harga minyak goreng di Indonesia saat ini mulai terkendali.
Sejak larangan ekspor CPO dan produk turunannya untuk bahan minyak goreng dicabut pada Kamis (19/5), harga minyak goreng curah turun Rp 17.200 sampai Rp 17.600 per liter.
Jokowi lalu membandingkan harga minyak goreng di negara lain seperti di Jerman, Singapura, hingga Amerika Serikat yang dijual dengan harga lebih tinggi dari Indonesia.
"Sekarang bandingkan, coba dibandingkan harga minyak goreng di Jerman per liter di sana berapa, Rp 47 ribu. Di Singapura saya cek Rp 41 ribu. Di Amerika Rp 45 ribu. Artinya kita masih bisa mengendalikan inflasi,mengendalikan kenaikan harga-harga," kata Jokowi saat Rakernas V Projo di Magelang, Sabtu (21/5).
Selain itu, Jokowi mengatakan dalam waktu dua minggu harga minyak goreng di Indonesia bisa turun sampai Rp 14.000 per liter.
Di sisi lain, ia mengungkapkan upaya menurunkan harga dengan melarang ekspor minyak goreng bukan hal mudah.
Pasalnya, keputusan tersebut berdampak pada banyak sektor di antaranya membebani petani sawit dan merosotnya pemasukan negara dari hasil pajak penjualan sawit.
"Tapi itu kebijakan yang tidak mudah. Begitu disetop harga tandan sawitnya jatuh turun. Selain urusan petani juga urusan income negara. Kurang lebih Rp 60 sampai Rp 70 triliun besar sekali," tandas Jokowi.
Meskipun demikian, langkah tersebut harus diambil Jokowi untuk kepentingan masyarakat.
Saat ini, kebijakan larangan ekspor minyak goreng sudah dicabut dan disebut membuat harga mulai turun.
Meski begitu, Jokowi meminta masyarakat dapat berhemat.
Ia menuturkan upaya tersebut untuk mengantisipasi situasi tak terduga yang bisa saja terjadi di masa mendatang.
"Saya minta rakyat seluruh masyarakat menabung, berhemat, apabila ada keadaan tertentu yang kita tidak prediksi, hitung itu masih punya cadangan. Rakyat punya cadangan, masyarakat punya cadangan, negara juga punya cadangan," ujar Jokowi. [Democrazy/kmp]