DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas berterima kasih kepada Menteri BUMN Erick Thohir yang mengangkat mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj sebagai Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pasalnya, GP Ansor memiliki filosofi seperti kereta api.
"Filosofi gerakan pemuda ansor mengikuti filosofi kereta api. Jadi saya kira Pak Erick sudah benar ketika menunjuk dulu ketua umum PBNU KH. Said Aqil Sirodj di masanya menjadi komisaris PT. KAI dan itu menjadi inspirasi kami Pak Erick terimakasih," kata Yaqut acara di Tasyakuran Harlah ke-88 GP Ansor yang disiarkan di kanal YouTube Gerakan Pemuda Ansor pada Minggu (24/4) malam.
Menurut Yaqut, kereta api itu bagaimana, berangkat tepat waktu, siapa yang mengadang pasti akan ditabrak dan hanya berhenti ketika sampai tujuan.
"Tujuan kita tetap sama tidak pernah berubah, menjaga para kiai, para ulama dan NKRI," kata dia.
Dalam kesempatan itu Yaqut juga memberi sinyal akan mendukung Erick Thohir menjadi pemimpin Indonesia.
Awalnya, Yaqut melontarkan pujian kepada Erick Thohir sebagai kader GP Ansor sekaligus menteri terbaik yang dimiliki Indonesia.
Diketahui, Erick resmi menjadi anggota GP Ansor sejak November 2021 lalu.
"Sahabat Erick Thohir sedang meniti perjuangan menuju puncak pengabdiannya. Artinya apa? Silakan dimaknai sendiri," kata Yaqut.
Lantas, Yaqut memerintahkan jajaran GP Ansor untuk mendukung kader terbaiknya menjadi salah satu pemimpin di Indonesia.
Ia mengaku mendukung Erick untuk mencapai tujuannya tersebut.
Bahkan, Ia siap mengawal dan memberikan komando kepada jajaran GP Ansor sampai terlaksana tujuan tersebut.
"Wasilahnya macam-macam perantaranya macam-macam salah satu perantaranya adalah bagaimana kita mampu mendudukkan kader terbaik kita menjadi pemimpin negeri yang kita cintai ini. Kita semua berkewajiban dan saya siap memberikan komando, sampai tujuan," kata dia.
Lebih lanjut, Yaqut menilai jajaran GP Ansor dikenal taat terhadap perintah dan instruksi pimpinannya.
Ia turut mengibaratkan bahwa Ansor dan Banser sebagai sebuah barisan. Barisan, kata dia, harus serempak dalam berjalan beriringan.
Karenanya, Ia menegaskan bila ada kader tidak taat dengan apa yang diperintahkan oleh pimpinan Ansor, bahkan akan siap didepak dari barisan.
"Yang di depan kaki kiri yang melangkahkan, yang di belakang pun harus melangkah kaki kiri. Kalau di depan kaki kanan, belakang kaki kiri, kita ingatkan sekali dua kali boleh diingatkan, ketiga kali sudah diingatkan yang di depan sudah jalan kaki kanan yang di belakang masih tetap melangkahkan kaki kirinya, tidak ada pilihan lain keluarkan dari barisan," kata dia. [Democrazy/cnn]