DEMOCRAZY.ID - Dokter Eva Sri Diana menyindir gagasan Islam Merah Putih yang dicetuskan Ketua DPR RI Puan Maharani.
Dokter Eva menyebut Puan seolah-olah tidak mau kalah dengan vaksinasi.
“Ada vaksin nusantara, ada vaksin merah putih. Ngga mau kalah..skrg … Ada islam nusantara, ada islam merah putih,” cuit dokter Eva Sri Diana seperti dikutip melalui akun Twitter miliknya @__Sridiana_3va pada Jumat (29/4/2022).
Dokter Eva juga mengingatkan Puan agar jangan mempolitisasi Islam.
“Pertanyaannya, yg ngajarin pembagian ini malaikat mana ya? Islam hanya satu, ngga usah dipolitisasi..Ntar dicekal malaikat Izroil, mau sakratul mautnya macet?" lanjut dr Eva.
Seperti diketahui Ketua DPR RI, Puan Maharani disebut-sebut akan menggagas ide baru di dunia agama dan perpolitikan Indonesia. Yaitu Islam Merah Putih.
Tujuan Puan Maharani ciptakan Islam Merah Putih lantaran ingin membuat keseimbangan antara nasionalisme dengan agama.
Rencana Puan Maharani menggagas Islam Merah Putih tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif Jaringan Moderasi Beragama Indonesia, Islah Bahrawi.
Dia menilai bahwa gagasan Islam Merah Putih yang dicetuskan oleh Puan Maharani merupakan terobosan menarik karena menghadirkan keseimbangan antara nasionalisme di satu sisi dan agama di sisi yang lain.
Menurutnya, hadirnya gagasan ini juga menjadi penangkal hadirnya politik identitas berdasarkan agama yang saat ini masih menjadi “jualan politik” pada setiap kali Pemilu.
Hal ini diungkapkan Islah saat diskusi Politik Indonesia Point seri 6 bertajuk “Islam Merah Putih Puan Maharani” yang digelar di Jakarta, 26 April 2022 lalu.
“Ini konsep yang menarik. Saya suka. Karena Puan menghadirkan keseimbangan antara nasionalisme dan agama. Gagasan Islam Merah Putih itu adalah politik tengah, tidak terlalu ke kiri, tidak terlalu ke kanan juga dan itu menjadi keuntungan tersendiri,” jelas Islah.
Dia menjelaskan Islam Merah Putih yang disampaikan Puan tidak perlu diperdebatkan seakan-akan menjadi aliran baru dalam Islam.
“Ini sama sekali tidak ada yang aneh. Sama dengan Islam Nusantara yang dianggap seakan aliran baru dalam Islam. Saya katakan, memang yang model begini, hanya orang cerdas saja yang paham, hanya orang-orang yang mau berpikir,” terangnya.
Islah melanjutkan hakikat Islam Merah Putih yang disampaikan Puan Maharani menjadi jembatan yang baik untuk tidak membenturkan nasionalisme dengan agama.
Di banyak tempat, konflik terjadi karena nasionalisme dan identitas dibenturkan.
“Kita lihat Sudan, Rwanda dan negara-negara di Timur Tengah dilanda konflik karena tidak mampu menempatkan identitas baik agama maupun suku dalam konteks kebangsaan,” urai Islah.
“Maka saya apresiasi gagasan Islam Merah Putih ini dalam rangka itu, membuat nasionalisme dan agama itu dipangku bersamaan,” tambahnya.
Sebelumnya, Puan Maharani yang juga Ketua DPP PDIP mengatakan partainya bersyukur bisa membangun masjid yang lokasinya berada persis di kantor DPP PDIP lama di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Masjid yang dinamakan At Taufiq didedikasikan nama ayahanda Puan, yakni Taufiq Kiemas yang berpulang ke rahmatullah beberapa tahun lalu.
“Semoga bermanfaat bagi umat, dan semoga amal dan jasa-jasa pak Taufik ikut juga dinikmati dan diresapi untuk semua yang hadir untuk bisa berdoa dan beribadah di masjid At Taufiq ini. Ini bukan hal yang biasa. Seperti disampaikan Cak Nun, ini mirip-mirip PDI Perjuangan. PDI Perjuangan itu Islam merah-putih,” pungkas Puan. [Democrazy/fajar]
Ada vaksin nusantara, ada vaksin merah putih
— dr Eva Sri Diana Chaniago (@__Sridiana_3va) April 28, 2022
Ngga mau kalah..skrg ...
Ada islam nusantara, ada islam merah putih
Pertanyaannya, yg ngajarin pembagian ini malaikat mana ya ?
Islam hanya satu, ngga usah dipolitisasi..
Ntar dicekal malaikat Izroil, mau sakratul mautnya macet ? 🤠https://t.co/QKN0LxbVQ7