DEMOCRAZY.ID - Kerusuhan pecah di Paris usai Emmanuel Macron kembali terpilih sebagai Presiden Prancis.
Dua orang tewas ditembak polisi saat kerusuhan. Keduanya dilaporkan berusaha menabrakkan kendaraannya ke arah polisi.
Insiden tersebut terjadi setelah Macron dilaporkan menang pemilu dengan kembali mengalahkan Marine Le Pen.
Sebuah video yang viral di media sosial Minggu (24/4/2022) memperlihatkan polisi menangkapi para demonstran setelah mulai terjadi kerusuhan.
Jurnalis Prancis, Simon Louvet mengunggah video kerusuhan tersebut di Twitter dan menyebutkan adanya tensi yang kuat antara polisi dan demonstran.
“Polisi mendakwa beberapa demonstran di lapangan,” ujarnya di video tersebut dikutip dari Daily Star.
“Demonstran pun didorong kembali ke tengah Place de la Republique, terkunci di semua sisi. Tak ada strategi dari pihak demonstran,” tambahnya.
Jurnalis itu menambahkan, beberapa demonstran berusaha menghindari polisi dengan memindahkan demonstrasi ke tempat lain.
“Sejumlah demonstran berusaha melakukan keberangkatan ke metro untuk membuat demonstrasi liar di tempat lain, menghindari kepolisian Place de la Republique,” katanya.
“Ada yang bilang itu tak berguna dan mengambang lagi,” lanjutnya.
Polisi terlihat menggunakan peralatan anti huru-hara saat menghadapi demonstran.
Para demonstran itu diyakini sebagai anti-Macron, dan membawa plakat mengenai hasil pemilihan presiden, dengan kata-kata “Jijik dengan Macron”.
Sedangkan dua orang ditembak mati di lokasi titik pemeriksaan Pont Neuf.
Saat diminta berhenti, mereka malah berusaha menabrakkan mobilnya ke petugas.
Macron terpilih sebagai Presiden Prancis, setelah badan pemantau pemilu di Prancis memeproyeksikan Macron memenangkan pemilihan presiden.
Pada proyeksi pertama Macron berhasil mengamankan sekitar 57 hsampai 58 persen suara.
Macron setelah mengumumkan kemenangannya menegaskan bakal menjadi presiden bagi semua pihak, tidak untuk satu golongan saja. [Democrazy/ktv]