DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan dan memerintahkan para "pembantu"-nya, termasuk kepala daerah, untuk menghentikan ekspor bahan mentah.
Dia memerintahkan agar industri hilirisasi di dalam negeri dibangun, sehingga nilai tambah produk dan sumber daya yang ada di Tanah Air bisa berlipat-lipat dibandingkan hanya menjual bahan mentah.
"Saya ingatkan jangan kita hanya menjadi pengekspor bahan mentah, pengekspor raw material, setop!" tegas Jokowi saat membuka acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022, Kamis (28/04/2022).
Dia meminta daerah-daerah yang memiliki sumber daya pertambangan untuk mendorong segera dilakukannya pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).
"Percepat proses hilirisasi industri di dalam negeri. Daerah-daerah yang memiliki pertambangan, dorong agar mereka bangun smelter," perintahnya.
Begitu juga dengan komoditas pangan, seperti cokelat maupun kopi.
Menurutnya, komoditas pangan ini juga harus didorong untuk dilakukan hilirisasi, sehingga juga berdampak pada pembukaan lapangan kerja yang lebih besar.
"Daerah yang produksi cokelat, kopi misalnya, dorong agar mereka masuk ke industri. Di daerah kita masing-masing agar meningkatkan nilai tambah berlipat-lipat dan membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya untuk rakyat," tuturnya.
Dia mengakui bahwa saat ini dan tahun depan Indonesia menghadapi situasi yang tidak mudah, terutama dipicu oleh situasi ekonomi dan politik global yang penuh dengan gejolak dan ketidakpastian. Ditambah, pandemi Covid-19 belum lah berakhir.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar seluruh pejabat berwenang untuk turut waspada dan memperhitungkan secara detail, sehingga kebijakan yang diambil ke depannya itu tepat.
"Dan kita harus betul-betul siap jika krisis ini berlanjut hingga tahun depan, hati-hati semuanya," imbaunya.
Sebelumnya, Presiden juga telah mengungkapkan berkali-kali atas rencana untuk menghentikan sejumlah ekspor bahan mentah tambang, seperti bauksit hingga tembaga.
Presiden pun meminta agar hilirisasi tambang di dalam negeri dipercepat, sehingga nilai tambah dirasakan rakyat Indonesia, bukan oleh negara lain.
Presiden sempat mengungkapkan rencana menghentikan ekspor bauksit pada 2022 ini, kemudian dilanjutkan tembaga pada 2023. [Democrazy/cnbc]
