DEMOCRAZY.ID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan ada indikasi paham radikalisme disebarkan lewat ceramah-ceramah selam Ramadan.
Dia mengatakan, sebagai institusi yang mencegah timbulnya radikalisme dan terorisme, BNPT telah mencermati adanya materi ceramah-ceramah Ramadan yang bisa mengarahkan timbulnya rasa kebencian hingga perpecahan.
"Karena bisa saja di dalam materi itu mengedepankan narasi-narasi yang mengarah pada kekerasan dalam kata-kata yang dalam hal ini mengedepankan semangat intoleransi," kata dia dalam sebuah diskusi yang ditayangkan BNPT TV, Sabtu, 30 April 2022.
Boy mengatakan ceramah radikal ini di antaranya berisi narasi-narasi yang mengandung unsur kebencian kepada negara, kepada kelompok tertentu, golongan tertentu, hingga ras tertentu.
"Umumnya, biasa narasi itu bisa saja berupa narasi yang mengandung unsur kebencian ya kepada negara, kepada kelompok tertentu, kepada golongan tertentu, kepada ras tertentu, yang tentu kita berharap perbedaan yang ada di Indonesia ini yang merupaka realitas," ujar Boy.
Padahal, Boy menyatakan, selama bulan suci Ramadan ini seharusnya para penceramah itu bisa mengisi materinya dengan nilai-nilai untuk menjaga kohesivitas sosial yang ada dalam masyarakat majemuk.
"Justru bagaimana menimbulkan hubungan untuk menimbulkan cinta kasih satu sama lainnya sama umat manusia, rasa tolong menolong, kemudian kita juga berbicara semangat gotong royong. Jadi itu narasi yang kita harapkan dapat mewarnai suasana bulan suci Ramadan," kata Boy.
Padahal, selama ini, Boy melanjutkan, ulama-ulama besar di Indonesia telah memberikan contoh materi dakwah atau ceramah yang menegakkan tawasut atau tengah-tengah, tawazun atau berimbang, serta tasamuh atau saling menghormati hak-hak orang lain.
"Jadi ciri khas ulama kita ini kan karakternya ahlusunnah wal jamaah, tawasuth, tawazun, tasamuh. Jadi kita ingin tentunya ceramah-ceramah yang disampaikan ke masyarakat di bulan suci Ramadan ini membawa kesejukan dan suasana yang damai di masyarakat kita," ucap Boy Rafli. [Democrazy/rep]