DEMOCRAZY.ID - Profesor Budi Santosa sedang viral karena postingannya senggol soal penutup kepala ala manusia gurun.
Buntut dari hal itu, jejak digital Profesor Budi Santosa mulai diumar di media sosial.
Nah tengah mendapatkan sorotan, jejak digital Profesor Budi Santosa ini diumbar gitu lho.
Salah satunya, Profesor Budi Santosa itu ternyata fans Jokowi dan Ahok.
Salah satu jejak digital Profesor Budi Santosa sindir mahasiswi yang ogah diajak salaman alias jabat tangan.
Jejak digital Profesor Budi Santosa jadi pembahasan warganet, salah satunya adalah guru besar ini menyindir kelakuan mahasiswi Institut Teknologi Kalimantan yang ogah salaman dengan dosen pembimbingnya. Alasannya bukan muhrim.
Nah Profesor Budi Santosa mengulas soal kelakuan mahasiswi itu dalam sebuah postingan lawas di Facebook gitu.
Profesor Budi Heran Ajaran Apa Ini
Pada tangkapan layar yang beredar, akun Profesor Budi Santosa menyindir mahasiswi yang ogak salaman dengan dosen pembimbing sebagai mahasiswi yang sok cantik.
"Mbok nggak usah sok cantik," demikian tangkapan layar akun diduga milik Profesor Budi Santosa Purwokartiko, dikutip dari komentar di akun Facebook Sobat Alkaff, Sabtu 30 April 2022.
Jadi dalam postingan berjudul 'mbok rasah kemayu nduk' atau 'Nggak usah sok cantik lah neng' itu, Profesor Budi Santosa menceritakan dua mahasiswi masuk ke ruang dekan, dekan ini adalah karibnya Profesor Budi.
Hubungan dekan dengan dua mahaiswi ini adalah pembimbing dan mahasiswi.
Menyambut datangnya mahaiswi bimbingannya, si dekan itu kemudian mengajak bersalaman.
Satu mahasiswi menjabat semangat tangan dekan itu, tapi satu mahasiswi lainnya menolak diajak salaman.
Nah Profesor Budi mendengar curhat koleganya ini lalu menuliskan di status Facebook gitu. Lanjut soal momen salaman itu. Si dekan kaget saat mahasiswinya ada yang nolak diajak salaman.
Profesor Budi Santosa mengulas soal momen mahasiswi itu tolak salaman.
"Ealah...teman saya itu tentu kaget, ajaran apa ini. Value dari mana ini? Pasti pikiran tertuju pada ajaran tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Hanya ajaran itu yang menentang tata krama pergaulan universal bersalaman sesama manusia. Hanya itu?" demikian status yang ada pada tangkapan layar akun diduga Budi Santosa.
Dia menutup postingan itu dengan cerita kawannya yang dekan itu kecewa dengan respons mahasiswinya.
"Teman saya pantas kecewa, dia gurunya, dosennya, dia pimpinan fakultas. Apa pantas mendapat penolakan seperti itu?" demikian isi tangkapan layar itu.
Jawaban Mahasiswi Soal Tolak Salaman
Nah ternyata ada jejak digital yang menjawab soal keresahan Profesir Budi soal mahasiswi ogak diajak salaman itu lho.
Sebuah postingan menjawab soal sindiran dari Profesor Budi yang kecewa soal mahasiswi tolak salaman bukan muhrim.
"Rektor ITK ini terlihat sangat intoleran. Ini cara kami membela syariat. Dear Pak Rektor Institut Teknologi Kalimantan, Prof.Dr.Ir.Budi Santosa Purwokartiko, Ph.D, kami tidak salaman dnegan non mahram bukan karena sok cantik atau bukan karena tidak menghormati orang lain terutama para guru kami," tulis postingan itu.
Jadi alasan mereka tolak salaman adalah adanya syariat dari Allah.
"Kami tidak salaman dengan non mahram karena Allah Ta'ala yang larang. Ini dalilnya. semoa Allah Ta'ala memudahkan bapak paham," tulis postingan itu pada tangkapan layar yang diunggah akun.
Nah selain jejak digital, ada yang testimoni soal perjalanan Profesor Budi Santosa lho.
Jadi ada yang bersaksi Profesor Budi itu adalah pengagum Jokowi dan kemudian lanjut kagum dengan Ahok.
"Aku kenal mas Budi. Awalnya cuma pendukung jokowi aja, nge fans ma ahok, eh koq kesini2 jadi nyerang agamanya sendiri. Unfortunately.. banyak juga yg akhirnya jadi begini," cuit akun Twitter @susi_siregar. [Democrazy/hops]