DEMOCRAZY.ID - Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo naik menjadi 64,1 persen.
Temuan ini berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia pada 20-25 April 2022.
"Jadi, tanggal 20-25 April hasilnya yang mengatakan sangat puas atau cukup puas itu 64,1 persen. Yang mengatakan kurang puas 26,7 persen, yang mengatakan tidak puas sama sekali 6,7 persen," ujar Direktur Eksekutif Indiktor Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Kamis (28/4/2022).
Kepuasan terhadap kinerja Jokowi ini meningkat cukup cepat.
Sebab, dalam survei Indikator pada 14-19 April 2022, penilaian publik atau approval rating publik terhadap kinerja Jokowi hanya 59,9 persen.
Burhanuddin mengatakan, temuan ini sangat menarik.
Sebab, jika dilihat dari sejumlah survei Indikator sejak awal 2022, kepuasan terhadap kinerja Jokowi cenderung mengalami penurunan.
Misalnya, pada survei Januari 2022 jumlahnya mencapai 75,3 persen.
Namun di Februari turun menjadi 71,7 persen. Lalu merosot drastis di pertengahan April 2022 menjadi 59,9 persen.
"Jadi sampai pertengahan April, tren penurunan itu masih terjadi hingga approval rating presiden hanya mencapai 59,9 persen. Menariknya, dalam beberapa hari terakhir ada perubahan yang cukup luar biasa, di mana publik mempersepsi lebih positif dibandingkan apa yang terjadi beberapa pekan sebelumnya," kata Burhanuddin.
"Tren penurunan itu berhenti. Dan bukan hanya berhenti, tapi approval presiden rebound di survei terakhir ini," kata Burhanuddin.
Menurut Burhanuddin, ada dua hal yang menyebabkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi meningkat.
Pertama karena terungkapnya mafia minyak goreng.
Kedua, karena adanya kebijakan larangan sementara ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng yang berlaku mulai hari ini.
"Yang menyebabkan perubahan opini publik terjadi itu pertama adalah penegakan hukum terkait kasus minyak goreng yang menyita perhatian publik. Kedua adalah komitmen presiden yang disampaikan tanggal 22 April yang menegaskan sejak hari ini (28 April) yaitu penyetopan sementara ekspor minyak goreng untuk sementara waktu," papar Burhanuddin.
Indikator menggelar survei ini pada 20-25 April 2022 melalui sambungan telepon.
Jumlah responden survei sebanyak 1219 responden dengan metode random digit dialing.
Survei memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun dalam survei pada 14-19 April 2022 yang dirilis Selasa (26/4), kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi hanya 59,9 persen.
Dalam survei tersebut, terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan kinerja Jokowi dinilai kurang memuaskan.
Alasan yang paling banyak dijawab responden adalah harga-harga kebutuhan pokok meningkat sebanyak 38,9 persen.
Kemudian disusul dengan alasan kurang berpihak kepada rakyat kecil sebesar 9,7 persen, lalu pemberian bantuan tidak merata atau tidak tepat sasaran 8 persen.
Namun menurut Burhanuddin, ada dua hal yang menjadi momentum turunnya kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi. Keduanya itu menyangkut isu minyak goreng.
"Jadi minyak goreng jangan underestimate ya. Minyak goreng memang terkesan sederhana, tetapi efeknya luar biasa," kata Burhanuddin, Selasa (26/4). [Democrazy/era]