DEMOCRAZY.ID - Salah satu buron KPK yang lama-lama jadi legenda: Harun Masiku. Sampai detik ini jawaban KPK masih sama tentang sosok itu: belum ketemu.
Harun Masiku tak ikut terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada awal Januari 2020.
Saat itu KPK menjerat Wahyu Setiawan sebagai salah satu Komisioner KPU yang diduga menerima suap berkaitan dengan proses Pergantian Antar-Waktu (PAW) Anggota DPR RI.
Wahyu ditangkap bersama sejumlah orang lainnya tetapi tidak dengan Harun Masiku.
Singkatnya, mereka ditetapkan KPK sebagai tersangka, termasuk Harun Masiku, sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari PDIP.
Harun Masiku diduga terlibat suap untuk Wahyu demi menduduki kursi empuk di Senayan melalui proses PAW tersebut.
Sejak saat itu Harun Masiku bak ditelan bumi. Simpang siur kabarnya mulai dari berada di luar negeri, disembunyikan, bahkan telah meninggal dunia.
Sampai-sampai KPK meminta bantuan Interpol dengan memasukkan nama Harun Masiku pada daftar orang yang paling dicari atau red notice. Hasilnya?
"Ya kan sampai sekarang belum ketemu. Lokasinya di mana kita juga belum tahu tapi upaya-upaya itu tetap kita terus lakukan," sebut Alexander Marwata selaku Wakil Ketua KPK pada wartawan, Selasa (26/4/2022).
Kabar terbaru dari Alex mengenai Harun Masiku itu masih sama dengan sebelum-sebelumnya.
Satu hal yang pasti, Alex mengatakan status tersangka untuk Harun Masiku tidak berubah.
"Tentu kita tidak akan menghentikan penyidikan karena yang bersangkutan juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Jangan karena statusnya DPO, padahal dari sisi keterangan saksi-saksi, saya pikir sudah cukup pada saat kita melakukan penyidikan pada Komisioner KPU, keterangannya juga sama," terangnya.
"Cepat atau lambat yang bersangkutan ketemu langsung kita tahan," imbuh Alex.
Padahal salah satu mantan penyidik terbaik KPK sempat mengulurkan bantuan untuk mencari Harun Masiku. Siapa dia?
Adalah Novel Baswedan. Mantan penyidik KPK yang disingkirkan melalui Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) itu pernah angkat bicara soal Harun Masiku.
Novel, yang kini berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Polri, mengaku pernah menawarkan bantuan ke KPK. Sebab, kata Novel, KPK tak benar-benar mencari Harun Masiku.
"Buronan yang berkali-kali disebut, bahkan orang sering mendengar nama Harun Masiku, contohnya, itu justru tidak dicari. Bahkan, kami pun beberapa kali menawarkan, 'Mau kami bantu? Semoga nggak lama kita dapatlah insyaallah'. Tetapi nggak ada juga respons," kata Novel Baswedan di akun YouTube pribadinya, seperti yang dilihat, Kamis (24/3/2022).
Mendengar apa yang disampaikan Novel, Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto merespons.
Dia merasa Novel tidak pernah berbicara kepadanya secara langsung.
"Kemudian tentang teman saya Novel mengatakan pernah menawarkan untuk berkolaborasi, saya selaku penanggung jawab penindakan dan eksekusi, saya tidak pernah dengar kata-kata itu ke saya. Padahal dia (Novel) punya nomor telepon saya," ucap Karyoto saat konferensi pers di gedung KPK Merah Putih, Kamis (24/3/2022).
Karyoto meminta Novel menyampaikan tawarannya secara langsung. Dia siap bekerja sama dengan Novel.
"Kalau memang itu mau menawarkan, silakan. Kami membuka pintu kalau memang berkolaborasi," lanjutnya.
Informasi yang berhubungan dengan Harun Masiku disebut Karyoto sangat penting bagi KPK.
Namun, Karyoto mengatakan pencarian buron tidak harus dibuka kepada publik secara terang-terangan.
"Infonya saja sangat penting. Tapi kalau memang kita mencari DPO, kan kita nggak teriak ke mana-mana. Artinya, ketika kita mengekspos bagaimana kita melakukan pencarian terhadap DPO, sama aja percuma," imbuhnya.
Jadi akan sampai mana perburuan terhadap Harun Masiku? Mari sama-sama kita tunggu. [Democrazy/detik]