DEMOCRAZY.ID - Di tengah helatan Pertamina Grand Prix of Indonesia, MotoGP Mandalika, Pawang hujan bernama Rara Istiati Wulandari menjadi perhatian publik.
Sempat diragukan kemampuan Rara Istiati memodifikasi cuaca, namun ada juga yang mengapresiasinya.
Saat diwawancara oleh jurnalis KOMPAS TV, Rara Istiati menunjukkan bagaimana cara dia mengatur cuaca di sirkuit MotoGP Mandalika.
Rara bilang, dia mengikuti permintaan pihak yang menangani aspal sirkuit yang ingin cuaca sedikit gerimis agar panas tidak terlalu terik sehingga para pembalap nyaman.
“Saya ikut pihak aspal, pihak R3, katanya harus sedikit basah, yang penting kalau hari pertama tanggal 18 (Maret 2022) itu paginya hujan gerimis, habis itu cerah tapi tidak boleh panas,” kata Rara Istiati.
Aspal sirkuit sendiri sempat dibasahi oleh tim pemadam kebakaran.
Namun, Rara sudah memanjatkan doa dan melakukan ritual sejak malam sebelumnya agar cuaca sesuai harapan.
Dalam ritual tersebut, Rara juga menggunakan es batu yang sudah diletakkan sejak pagi hari.
Pawang hujan Mandalika ini mengklaim bahwa es batu tersebut tidak meleleh meski sudah beradu dengan teriknya cuaca.
Dia lantas menunjukkan tempat es batu yang diletakkan untuk memanggil hujan.
Menurut penuturannya, ada perbedaan ritual antara memanggil dan menghalau hujan.
“Ini masih ada sisa es batu. Kalau mau ngusir (hujan) itu panas semua, ya. Kalau mau manggil hujan, begini (pakai es),” ujar Rara sembari menunjukkan lokasi tempat dia menaruh es batu untuk memanggil hujan.
“Ini dari tadi pagi nggak meleleh. Logika berpikirnya kan, kita udah berapa jam,” imbuhnya.
Sempat mendapat kecaman dari berbagai pihak, Rara berujar bahwa tugasnya sebagai Pawang hujan Mandalika merupakan mandat dari Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Di sini ada bos saya Pak Erick Thohir dan Pak Jokowi,” tegasnya.
Dia juga memilih untuk tidak menanggapi komentar negatif yang dialamatkan kepadanya. Sebaliknya, Rara ingin memperkenalkan kearifan lokal Indonesia dan membuktikan kekuatan doa.
“Saya kepingin Indonesia bangga dan ada kearifan lokal yang ada kolaborasi dengan Pak Hadi (Hadi Tjahjanto, Komandan Lapangan MotoGP, red) atau BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Dan saya ingin membuktikan kekuatan doa. Tadi kan mereka pada negatif sama saya, tapi saya bawa Indonesia harus happy,” tandasnya. [Democrazy/ktv]