DEMOCRAZY.ID - Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) melayangkan surat terbuka kepada aktivis sosial Rocky Gerung yang sempat mengkritik PSI terkait alasan mendukung masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga tiga periode.
Dalam pernyataannya, Rocky sempat menyebut PSI dungu sebab mendukung masa jabatan Jokowi hingga tiga periode namun menolak penundaan pemilu 2024.
"Berita gila adalah PSI menolak penundaan tetapi pro 3 periode. Jadi gue lihat ini PSI makin bego setelah Faldo (Staf Khusus Mensesneg) pindah ke Istana. Kan aneh, dungu," kata Rocky dalam diskusi beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal itu, lewat suratnya kepada Rocky, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI, Dea Tunggaesti menegaskan tak ada yang keliru dari sikap partainya.
Menurut dia, memperpanjang masa jabatan presiden dengan menunda pelaksanaan pemilu adalah inkonstitusional.
Dea menjelaskan, menunda pemilu tanpa alasan yang bersifat force majeure atau mendesak hanya akan mencederai demokrasi. Oleh karena itu pihaknya menolak.
Namun, dia mengaku mendukung jika Jokowi kembali menjabat jika hanya terpilih melalui pemilihan umum atau pilpres.
"Apabila kelak, pada akhirnya partai-partai di parlemen yang saat ini PSI tidak ada di sana, kemudian melakukan amandemen konstitusi, dan membuka ruang bagi Pak Jokowi untuk maju kembali di Pemilu 2024, di mana rakyat bisa secara bebas memilih Pak Jokowi ataupun kandidat lain, maka tanpa ragu kami pasti akan mendukung Pak Jokowi paling pertama," kata dia.
Dea pun menyindir Rocky agar mestinya bisa belajar dari sosok yang ia dukung pada Pilpres 2019, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang bergabung dan membantu Jokowi di pemerintahan.
Dia lantas menyindir kasus Rocky yang sempat berselisih dengan salah satu pengembang terkait lahan Sentul.
"Satu hal lagi, Pak, sedungu-dungunya saya, saya tidak akan pernah membangun rumah yang sertifikatnya bukanlah milik saya," ucap Dea. [Democrazy/rep]