DEMOCRAZY.ID - Hampir lima bulan SDN 1 dan 2 Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, terendam banjir. Para murid SD terpaksa belajar dengan kondisi kelas tergenang. Kendati demikian, para pelajar di sekolah itu tetap semangat untuk datang menimba ilmu. Mereka rela menggunakan baskom untuk melewati rawa yang terlihat seperti lautan. Ya, SDN Sungai Buluh berada di tengah rawa. Akses menuju ke sana membutuhkan waktu sekiar 15 menit dari pelabuhan dengan menggunakan kelotok alias perahu. Terkadang muridnya pergi ke sekolah dengan menggunakan baskom karena kelotok orang tua mereka dipakai untuk mencari ikan. Kondisi memprihatinkan itu menyebabkan proses belajar mengajar tidak maksimal. Meski begitu, para guru tidak ingin menunda lagi pembelajaran tatap muka (PTM) katena dikawatirkan para siswa kehilangan momentum belajar. Para guru dan murid melaksanakan proses belajar mengajar dengan kondisi kelas tergenang air. “Kalau menunggu ker
DEMOCRAZY.ID - Hampir lima bulan SDN 1 dan 2 Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, terendam banjir. Para murid SD terpaksa belajar dengan kondisi kelas tergenang. Kendati demikian, para pelajar di sekolah itu tetap semangat untuk datang menimba ilmu. Mereka rela menggunakan baskom untuk melewati rawa yang terlihat seperti lautan. Ya, SDN Sungai Buluh berada di tengah rawa. Akses menuju ke sana membutuhkan waktu sekiar 15 menit dari pelabuhan dengan menggunakan kelotok alias perahu. Terkadang muridnya pergi ke sekolah dengan menggunakan baskom karena kelotok orang tua mereka dipakai untuk mencari ikan. Kondisi memprihatinkan itu menyebabkan proses belajar mengajar tidak maksimal. Meski begitu, para guru tidak ingin menunda lagi pembelajaran tatap muka (PTM) katena dikawatirkan para siswa kehilangan momentum belajar. Para guru dan murid melaksanakan proses belajar mengajar dengan kondisi kelas tergenang air. “Kalau menunggu ker