Merasa Dilecehkan, DPR Kirim 'Surat Cinta'-Ancam Jemput Paksa Mendag Lutfi! - DEMOCRAZY News
POLITIK

Merasa Dilecehkan, DPR Kirim 'Surat Cinta'-Ancam Jemput Paksa Mendag Lutfi!

DEMOCRAZY.ID
Maret 16, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Merasa Dilecehkan, DPR Kirim 'Surat Cinta'-Ancam Jemput Paksa Mendag Lutfi!

Merasa Dilecehkan, DPR Kirim 'Surat Cinta'-Ancam Jemput Paksa Mendag Lutfi!

DEMOCRAZY.ID - Rapat gabungan Komisi IV, Komisi VI, dan Komisi VII DPR kembali batal untuk ke tiga kalinya. 


Alasan rapat gabungan ini batal dilakukan karena Menteri Perdagangan M Lutfi dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang tidak hadir.


Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri ESDM Arifin Tasrif yang juga diundang dalam rapat sudah hadir. 


Rapat dipimpin Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel, dimulai sekitar pukul 16.30 WIB, Selasa (15/3/2022).


Rapat berjalan panas sejak awal, pasalnya untuk ketiga kalinya Mendag M Lutfi tak kunjung hadir. 


Sudah ada dua kali rapat gabungan dilakukan, namun selalu dibatalkan karena absennya M Lutfi.


Protes keras disampaikan pimpinan Komisi IV Dedi Mulyadi. Dedi menyoroti sudah dua kali Mendag dipanggil namun absen. 


Menurutnya absennya Mendag pun dengan alasan yang tidak bisa diterima anggota dewan, dia menganggap itu sebagai pelecehan yang dilakukan Mendag kepada DPR.


"Dari sisi kelembagaan, yang diisi banyak orang ini, kita hadirkan Mendag saja tidak bisa dua kali, artinya secara institusional sudah ada pelecehan terhadap lembaga ini. Kemudian pertama diundang dia minum kopi, setelah itu dia keliling dan berakrobat dengan berbagai pernyataannya di media tentang penanganan minyak goreng mulai dijual ke luar, ada penyelundupan, segala macam," sebut Dedi dalam rapat yang disiarkan virtual.


Sementara hari ini Mendag kembali mangkir rapat dengan alasan rapat terbatas (Ratas) di Istana Negara dengan Presiden Joko Widodo.


 Dedi menegaskan dirinya tidak setuju apabila ada rapat gabungan lagi dengan Mendag. 


Dia mengusulkan untuk membuat Panitia Khusus (Pansus) terkait masalah minyak goreng.


"Saya tidak setuju adakan rapat lagi, saya setuju agar kita bikin Pansus khusus minyak goreng dan kemudian minta Mendag tanggung jawab. Jangan dimainkan lagi kita, tidak boleh DPR diatur menteri," ungkap Dedi.


Pimpinan Komisi VI Aria Bima juga buka suara soal absennya Mendag dalam rapat gabungan.


Sesuai keputusan Rapat Paripurna DPR, apabila Mendag tak juga hadir dalam rapat hari ini, Mendag bisa saja dijemput paksa.


"Apabila Menteri Perdagangan tidak hadir di rapat hari ini, akan ada undangan yang ketiga, jemput paksa," kata Aria Bima.


Bima mengkhawatirkan permasalahan harga komoditas tidak akan kunjung selesai tanpa partisipasi Mendag dalam rapat gabungan. Dia mengatakan rapat lebih baik ditunda lebih dahulu.


"Saya kira warga publik akan melihat keseriusan kita mengenai hal yang terkait dengan persoalan rakyat mengenai harga komoditas ini karena mereka memang tidak akan bisa menyelesaikan," ujar Bhima.


"Sekali lagi saya yakin bahwa persoalan ini tidak akan selesai kalau kita tidak selesaikan secara komprehensif dari hulu sampai hilir," lanjutnya.


Rahmat Gobel selaku pimpinan rapat memutuskan untuk menunda rapat. 


Pihaknya memberikan satu lagi kesempatan untuk Mendag hadir dalam rapat gabungan. Gobel juga sempat menyinggung perilaku Mendag yang kurang serius setiap diajak rapat dengar pendapat dengan Komisi VI.


"Kita tunda saja ini. Kedua saya sarankan dan timbangkan ini dibawa ke pansus saja, ini isu besar, harus dibahas lintas fraksi. Saya dengar juga khsuus Mendag ini rapat komisi saja sering ditunda-tunda, betul kan Komisi VI? Jadi ketidakseriusan Kementerian Perdagangan mesti kita fokuskan," ungkap Gobel.


Gobel menegaskan pihaknya akan memberikan 'surat cinta' berupa undangan terakhir kepada Mendag. 


Bila tak juga datang, dia memutuskan akan membawa masalah minyak goreng ke dalam Pansus lintas komisi.


"Saya akan buat undangan terakhir, kalau tidak bisa kita akan pakai aturan yang sudah ada tadi. Ini kita tunda, nanti kita akan bawa dipertimbangkan ke Pansus," tegas Gobel.


Sebagai informasi dalam rapat gabungan tersebut diagendakan membahas 4 permasalahan. 


Mulai dari efektivitas neraca komoditas dalam pengendalian harga pangan pokok; neraca pangan, kenaikan harga dan kesiapan pangan dalam menghadapi bulan puasa; tata kelola kebijakan pupuk (subsidi dan non subsidi); serta pasokan dan harga gas untuk produksi pupuk.


Masalah minyak goreng jadi salah satu isu utama yang ingin dibahas pada rapat gabungan oleh para anggota dewan dalam rapat gabungan hari ini. [Democrazy/detik]

Penulis blog