DEMOCRAZY.ID - Dai kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) angkat bicara terkait daftar penceramah radikal.
Dalam sebuah pesan yang beredar, dirinya disebut masuk dalam daftar penceramah radikal.
Menanggapi itu, UAS menyampaikan tanggapan bijaknya.
“Menyikapi list daftar ustaz-ustaz radikal yang beredar beberapa hari ini, ada tiga yang paling penting. Yang pertama pastikan apakah ini hoax atau bukan, jangan sampai masyarakat tertelan,” kata UAS dalam video yang diputar tvOne, Rabu (9/3/2022).
Kedua, UAS mengatakan jika orang bersalah maka tunjukkan kesalahannya.
“Kalau dia salah maka pastikan hukumannya, jangan sampai dibuat orang terikat tak bertali,” jelasnya.
Kemudian yang ketiga, UAS menyinggung kondisi masyarakat yang tengah sakit biasanya lebih sensitif.
Ia meminta dengan kondisi ini agar berhati-hati.
“Yang ketiga, masyarakat yang sedang sakit itu biasanya lebih sensi, sensitif. Masalahnya bukan pada itu, tapi bisa jadi ia hanya akan jadi pemicu. Maka berhati-hatilah.
Masyarakat kita yang terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, etnis, bahasa, maka sesungguhnya ini menjadi suatu kekayaan, kebhinekaan, berabad-abad kita sudah menjaga momentum, memeliharanya.
Jangan sampai dia rusak di zaman kita. Karena dia akan menjadi cerita sejarah yang tidak baik buat anak-anak kita,” ungkapnya.
Meski demikian, UAS tetap berharap hanya kepada Allah SWT dalam menghadapi situasi bangsa saat ini.
“Insha Allah, Allah akan tetap menjaga negeri ini, tetap menjaga bangsa ini, tetap menyejukkan hati kita. Tapi, mesti ada usaha dan ikhtiar dari kita. Berkah selalu dan sukses. Terimakasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,” tandasnya.
Sebagaimana beredar belakangan ini, viral adanya daftar 180 penceramah radikal.
Di dalamnya terdapat nama Ustaz Abdul Somad (UAS) di posisi nomor 5.
Posisi nomor satu adalah Ismail Yusanto mantan jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan tidak pernah merilis daftar 180 penceramah radikal yang beredar viral di WhatsApp itu. [Democrazy/sid]