DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas merespons penjelasan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait ciri-ciri penceramah radikal. Anwar Abbas bahkan mengutip pernyataan ekonom Amerika Serikat Milton Friedman dalam bukunya yang berjudul Free to Choose. Pernyataan Milton yang dikutip oleh Anwar Abbas menyebutkan kombinasi kekuatan ekonomi dan politik yang berada di tangan yang sama akan menjadi resep seorang tirani. "Baca sajalah pernyataan Milton Friedman ini, akan tahu apa yang sedang terjadi di negeri ini," kata Anwar Abbas, Senin (7/3). Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa dengan sebutan Buya Anwar memberikan sebuah video warga yang sedang antre membeli minyak goreng sejak pukul 04 pagi. "Coba lihat bagaimana susahnya masyarakat, memangnya para pemimpin dan para politisi sibuk memikirkan dan mengurusi rakyatnya. Untuk apa bicara tentang terorisme di saat rakyat susah," lanjutnya. Sebelumnya, Direktur Pencegah
Kritik BNPT Soal Penceramah Radikal, Waketum MUI: Untuk Apa Bicara Terorisme Saat Rakyat Sedang Susah?
Maret 12, 2024
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas merespons penjelasan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait ciri-ciri penceramah radikal. Anwar Abbas bahkan mengutip pernyataan ekonom Amerika Serikat Milton Friedman dalam bukunya yang berjudul Free to Choose. Pernyataan Milton yang dikutip oleh Anwar Abbas menyebutkan kombinasi kekuatan ekonomi dan politik yang berada di tangan yang sama akan menjadi resep seorang tirani. "Baca sajalah pernyataan Milton Friedman ini, akan tahu apa yang sedang terjadi di negeri ini," kata Anwar Abbas, Senin (7/3). Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa dengan sebutan Buya Anwar memberikan sebuah video warga yang sedang antre membeli minyak goreng sejak pukul 04 pagi. "Coba lihat bagaimana susahnya masyarakat, memangnya para pemimpin dan para politisi sibuk memikirkan dan mengurusi rakyatnya. Untuk apa bicara tentang terorisme di saat rakyat susah," lanjutnya. Sebelumnya, Direktur Pencegah