DEMOCRAZY.ID - Kelangkaan dan mahalnya minyak goreng di pasaran masih menghantui masyarakat terlebih memasuki satu bulan menjelang bulan Ramadhan.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan stok minyak goreng tetap aman untuk 1,5 bulan ke depan.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan, menegaskan tidak ada kelangkaan stok minyak goreng yang digelontorkan pemerintah.
Namun, yang sulit adalah akses masyarakat terhadap minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
"Saya tegaskan minyak goreng tidak langka, tetapi masyarakat masih sering kesulitan mendapatkan akses harga terjangkau, ketersediaan saya pastikan kita maintain 628 ribu ton, artinya kebutuhan untuk 1,5 bulan pasti kita amankan," ujarnya saat Dialog Aktual, Selasa (8/3).
Oke melanjutkan, pemerintah sudah berusaha menggandakan pasokan minyak goreng ke pasaran di seluruh 34 provinsi di Indonesia.
Per hari ini, dia menyatakan Kemendag telah menggelontorkan sebanyak 370 juta liter minyak goreng, dengan rata-rata pasokan 20 juta liter per hari sejak 14 Februari 2022.
Meroketnya pasokan minyak goreng ini merupakan hasil dari implementasi kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit sebesar 20 persen dari total produksi para eksportir, yang berlaku sejak 1 Februari 2022 lalu.
"Kebutuhan minyak goreng untuk industri mikro dan rumah tangga itu 330 juta per bulan kalau normal, alhasil 11 juta liter per hari. Sejak tanggal 14 rata-rata kita pasok 20 juta liter, banjir harusnya," ungkap dia.
Dia mengatakan, Kemendag telah mendeteksi akar masalahnya yaitu di jalur distribusi yang kerap kali tersendat dengan berbagai alasan, seperti adanya penimbunan dan distribusi yang salah sasaran.
Sehingga, pasokan minyak goreng murah belum masuk pasar dengan sempurna, masyarakat masih mendapatkan harga mahal.
Hal ini pun diakali Kemendag dengan memotong rantai distribusi dan langsung memasok minyak goreng curah seharga Rp 11.500 per liter ke pasar rakyat, seiring dengan membereskan permasalahan saluran distribusi baik di general trading atau pasar tradisional, maupun modern trading di ritel-ritel.
"Arahnya sudah terlihat, rata-rata harga nasional sekarang Rp 16 ribu, artinya minyak goreng dengan harga terjangkau sudah masuk. Dari indikator harga nasional yang tadinya di atas Rp 20 ribu, sekarang bahkan sudah di bawah Rp 16 ribu, indikator mulai membaik," jelas Oke.
Oke pun menegaskan kembali, masyarakat tidak perlu khawatir soal kelangkaan minyak goreng jelang bulan Ramadhan maupun Idul Fitri.
Dia juga memastikan minyak goreng mudah dijangkau sesuai HET yaitu kemasan curah senilai Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium 14.000 per liter.
"Saya pastikan puasa dan lebaran Insyaallah HET atau minyak goreng terjangkau semakin mudah diakses oleh masyarakat," tandasnya. [Democrazy/kumparan]