DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas bingung akan sikap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang terkesan tidak merelakan KH Miftachul Akhyar menjabat sebagai Ketua Umum MUI periode 2020-2025.
Hal ini sebagai respons atas pernyataan KH Miftachul Akhyar yang menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketum MUI.
Sebab KH Miftachul saat ini juga menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Herannya saya mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya bagi melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya," ujar Anwar dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/3/2022).
Anwar mengatakan sosok KH Miftachul Akhyar sendiri merupakan seorang tokoh dan ulama serta pemimpin yang rendah hati.
Sehingga KH Miftachul Akhyar dinilai sangat dibutuhkan dan diharapkan untuk mempersatukan umat.
Adapun tugas-tugas yang diemban KH Miftachul Akhyar di MUI selama lebih dari setahun, lanjut Anwar, juga terlaksana dengan baik.
Anwar merasa sosok KH Miftachul telah dekat, dicintai, dan disayang oleh para jajaran MUI.
"Terus terang kami butuh Bapak KH miftachul akhyar untuk menjadi pimpinan kami," ucap dia.
Untuk itu, Anwar meminta kepada pimpinan dan warga NU agar KH Miftachul Akhyar tetap untuk terus menjadi pimpinan MUI.
Dia pun rela jika KH Miftachul tidak bekerja secara full di MUI karena harus mengurus NU.
"Kami berharap biarlah sisa-sisa waktu beliau berikan untuk kami di MUI. Bagi kami hal itu tidak masalah karena kami akan tetap bisa bekerja secara bersama-sama di bawah pimpinan dan arahan beliau," ucapnya.
"Insya Allah dengan jiwa besar dari pimpinan dan warga NU yang membolehkan Bapak KH Miftachul Akhyar untuk tetap memimpin MUI, kami harapkan persatuan dan kesatuan umat akan bisa kita jaga," tutup dia. [Democrazy/sindo]