DEMOCRAZY.ID - Warga Solo yang tergabung dalam Relawan Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan) mendeklarasikan dukungan bagi Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI.
Deklarasi dukungan ‘Puan Maharani for Presiden 2024’ tersebut berlangsung di kawasan Karangasem, Solo pada Minggu (20/03/2022).
Ketua DPD Gema Puan Kota Solo, Ridwan mengatakan deklarasi tersebut bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat dan Ketua Umum PDIP Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, bahwa Solo bukan hanya milik pendukung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
“Katanya basis di Solo ini milik Ganjar, yang disebut-sebut sebagai kader terbaik PDIP. Padahal itu by design oleh buzzer-buzzer-nya. Maka hari ini Gema Puan membuktikan kalau di Solo juga ada pendukung Mbak Puan Maharani for Presiden 2024,” tandasnya.
Ridwan menegaskan, deklarasi tersebut merupakan gerakan masyarakat yang serius mendukung Puan Maharani sebagai capres 2024.
Gema Puan juga melakukan deklarasi serupa berbagai daerah seperti di Semarang, Surabaya, Sumenep dan Lampung.
"Kami ingin membuktikan bahwa inilah (aspirasi) arus bawah yang tidak by design. Nanti ke depan baru by design jika nama Puan diumumkan sebagai calon presiden (Capres)," tutur dia.
Dukungan bagi Puan itu, menurut Ridwan, diberikan bukan tanpa alasan.
Menurutnya Puan telah berperan penting dalam penanganan COVID-19 dan tidak banyak pencitraan.
"Setiap pemimpin mempunyai cara sendiri dalam memimpin. Beliau (Puan) tidak suka pencitraan. Dia silent, ada kerja nyata," tegas Ridwan.
Dirinya mengaku, akan mempopulerkan Puan di mata publik secara langsung.
“Kami sempat menggunakan sosial media untuk memperkenalkan Puan Maharani sebagai Capres 2024, tapi kami terus ditakut-takuti akan nyungsep kalau nggak dukung si A. Akhirnya mindset berubah, timbul elektabilitas dan keluarlah pengamat membangun pencitraan lewat sosial media seperti itu,” urai Ridwan.
Ia bahkan membandingkan Puan dengan sejumlah nama, yang juga berpotensi menjadi Capres 2024.
“Apa kekurangan dari Mbak Puan? Nggak ada. Kalau calon lain kita bisa buka data mereka pernah dipanggil dalam kasus ini, kasus itu,” kata Ridwan. [Democrazy/kumparan]