DEMOCRAZY.ID - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Tsamara Amany blak-blakan membela aksi pawang hujan di gelaran MotoGP Mandalika.
Tsamara Amany menyatakan bahwa tidak ada yang salah dari ritual yang dilakukan pawang hujan Mandalika untuk meredakan hujan.
Sarjana dari Universitas Paramadina ini juga mengatakan bahwa pawang hujan merupakan bagian dari budaya Indonesia.
Tsamara yang juga mahasiswa magister New York University atau NYU ini justru menyalahkan orang-orang yang menirukan budaya Barat sebagai puncak idealnya.
Dan dia meminta agar budaya dan tradisi seperti pawang hujan itu harus dihargai.
“Nggak ada yang memalukan dari ini. Pawang memang bagian dari budaya kita. Yang malu sebenarnya dalam alam bawah sadarnya masih melihat apa-apa yang ala Barat sebagai puncak ideal. Kita BUKAN Barat. Kita memiliki tradisi & cara kita sendiri. Itu harus dihargai,” katanya seperti tertulis di Twitternya, Senin, 21 Maret 2022.
Unggahan Tsamara Amany itu pun mendapat banyak reaksi oleh warganet.
Salah satu warganet mengomentari pernyataannya terkait budaya Barat dengan menyindir orang yang sekolah di NYU yang diketahui itu adalah Tsamara.
Sontak Tsamara Amany pun membalas kicauan warganet itu.
Kata dia belajar di Barat bukan berarti orang harus mengikuti budaya Barat.
Justru saat Tsamara sekolah di sana ia diminta untuk lebih kritis terhadap Barat.
“Jadi kalau belajar di Barat = mau menjadi Barat? Saya kira itu miskonsepsi. Apalagi disini kita tidak belajar dari orang Barat saja karena professor bisa dari mana saja. Dan selama sekolah di sini saya justru diajarkan untuk lebih kritis terhadap Barat,” balas Tsamara kepada warganet itu. [Democrazy/terkini]
Nggak ada yang memalukan dari ini. Pawang memang bagian dari budaya kita. Yang malu sebenarnya dalam alam bawah sadarnya masih melihat apa-apa yang ala Barat sebagai puncak ideal. Kita BUKAN Barat. Kita memiliki tradisi & cara kita sendiri. Itu harus dihargai. pic.twitter.com/XVX8pRzacl
— Tsamara Amany (@TsamaraDKI) March 21, 2022