DEMOCRAZY.ID - Pendeta Saifuddin Ibrahim diduga menistakan agama dengan meminta menteri agama untuk menghapuskan 300 ayat dalam Alquran, yang diduga berisikan ajakan radikalisme.
Dalam kasus ini, Shindy Paul Soerjomoelyono atau lebih dikenal Jozeph Paul Zhang.
Dalam akun Youtube-nya, Jozeph Paul mengaku tidak suka dengan Saifuddin Ibrahim, tapi dia menyatakan Saifuddin tetap patut dibela. Alasannya, kata dia, karena Saifuddin Ibrahim menyampaikan kebenaran.
"Dalam hal ini Saifuddin benar, di skip. Saya setuju di-skip tapi kalau dihilangkan ya agak sulit juga, artinya dilewati saja ayatnya," kata Jozeph Paul.
Menurutnya, permintaan Saifuddin hapus 300 ayat Alquran itu terbilang masih sedikit.
Apalagi, ayat-ayat itu disebutnya mengandung radikalisme, rasisme dan penghinaan terhadap golongan lain.
"Kalau di China itu Alqurnya tipis sekali hanya 30 persen, karena 60 persen isinya ayat-ayat radikal, penghinaan terhadap golongan lain. Itu kan cuma 300 ayat. Bukan cuma 300 sebetulnya, ayat-ayat yang radikal, rasis dan tidak menghormati golongan lain,” imbuh dia.
Menurut dia, ide Saifudin Ibrahim terkait penghapusan 300 ayat Alquran di Indonesia itu merujuk pada sumber tersebut, ia juga menegaskan, bahwa permintaan Saifuddin Ibrahim itu memang tidak salah.
“Idenya Saifudin dari situ. Memang dia tidak salah, jangan gara-gara sebel ama dia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Saifuddin Ibrahim meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran viral di media sosial.
Menurutnya, ayat-ayat biang intoleransi dan radikalisme di Tanah Air.
"Kalau perlu Pak Menag, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, radikal, dan membenci orang lain karena beda agama itu diskip atau direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali," kata Ibrahim dikutip dari YouTube pribadinya, Senin 14 Maret 2022. [Democrazy/oke]