DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyoroti fenomena rekan seprofesinya yang diduga melacurkan diri untuk mendukung Jokowi tiga periode.
Rocky Gerung menduga banyak akademisi melacurkan diri untuk Jokowi tiga periode karena adanya tekanan dari pihak oligarki di belakangnya.
Rocky Gerung menyebut bahwa hingga kini ide mengenai Jokowi tiga periode masih terus berlangsung, sehingga timbul saling curiga di antara sesama akademisi bahwa ada sebagian di antara mereka yang sudah dibayar oleh Istana untuk hal tersebut.
"Ide tiga periode masih berlangsung. Saya diskusi dengan teman-teman dosen, mereka saling curiga bahwa teman mereka sendiri sudah digaji oleh Istana untuk membuat naskah akademis tiga periode tuh," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu, 9 Maret 2022.
Rocky Gerung juga memprediksi akan datangnya gelombang baru dukungan untuk Jokowi tiga periode dari kalangan akademisi.
Mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu mengungkapkan bahwa nantinya akan ada banyak akademisi yang memperoleh 'amplop' untuk merumuskan regulasi penambahan masa jabatan presiden hingga tiga periode.
"Nanti juga akan datang gelombang baru, deklarasi tiga periode di-backup oleh intelektual, oleh mereka yang menganggap mampu untuk dapat amplop sekedar untuk merumuskan pasal kenapa harus tiga periode, beberapa sosiolog juga akan digaji," ujarnya.
Dia juga menyebut bahwa strategi tersebut akan dijalankan dari level yang paling bawah untuk memastikan regulasi masa jabatan presiden menjadi tiga periode dapat disahkan.
"Jadi akan disapu dari bawah, bahwa tokoh-tokoh pemikir intelektual sudah siap dengan naskah akademis untuk perpanjangan masa presiden atau perubahan konstitusi ke arah tiga periode," katanya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung telah menegaskan berulang kali agar penyusun regulasi tidak melakukan penyelewengan di balik amandemen UUD 1945.
Dia menyebut bahwa amandemen UUD 1945 tidak boleh dilakukan semata-mata hanya demi kepentingan rezim Jokowi yang sedang berkuasa saat ini.
Dia juga mengatakan bahwa amandemen UUD 1945 seharusnya dilakukan untuk tujuan jangka panjang dengan tetap mempertimbangkan kemaslahatan bagi masyarakat luas.
"Saya terangkan berkali-kali, boleh aja usulan itu tapi nggak boleh usulan demi kepentingan Presiden Jokowi sekarang. Kalau presiden berikutnya ya oke aja tuh, kan etikanya begitu, yang mengusulkan gak boleh ambil keuntungan dari usulannya," ujar dia.
Rocky Gerung menyimpulkan bahwa kekacauan di tengah masyarakat akibat bergulirnya wacana Jokowi tiga periode merupakan hal yang sengaja diorkestrasi.
Dia menyebut bahwa Jokowi sangat menginginkan perpanjangan masa jabatannya karena oligarki di belakangnya sedang dilanda kekacauan.
"Jadi di situlah soal-soal yang kita sebut sebagai kekacauan itu, diorkestrasi agar supaya rakyat bingung. Tapi kita lihat sinyal sebetulnya presiden sangat menginginkan perpanjangan itu, kenapa? Karena oligarki sekarang lagi kacau balau," ucapnya.
Dia berpendapat, jika terjadi pergantian presiden pada tahun 2024 nanti akan membuat banyak tokoh oligarki yang terjerat kasus hukum, sehingga wacana Jokowi tiga periode digulirkan demi mencegah oligarki dari jeratan kasus hukum.
"Mereka takut nanti dalam 2024 bahkan kalau dia normal, terjadi pergantian, oligarki tuh di-KPK-kan semua tuh. Demikian juga menteri-menteri yang bermasalah kan? Jadi mereka menunda untuk memastikan mereka aman dari jeratan hukum," tuturnya. [Democrazy/kabes]