DEMOCRAZY.ID - Menteri Sekretaris Kabinet Republik Indonesia (Seskab RI) Pramono Anung mengakui, dalam beberapa tahun belakangan ini dirinya irit bicara di hadapan publik.
"Saya hampir 3-4 tahun ga pernah ngomong sama sekali, tidak pernah mau ngomong sama sekali," kata Pramono dalam siaran podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet (Posdkabs) yang disiarkan dalam kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, dikutip Minggu (6/2/2022).
Hal itu berbanding terbalik ketika dia masih menjabat sebagai anggota DPR RI hingga pimpinan DPR RI.
Menteri dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) itu mengatakan, saat menduduki jabatan sebagai anggota DPR, dominan dari para politisi itu senang berbicara, namun tidak banyak hal yang diketahui.
"Jadi gini dulu waktu menjadi anggota DPR menjadi pimpinan DPR, menjadi politisi, itu taunya dikit ngomongnya banyak, sekarang hampir semua tahu, tapi gak pernah ngomong," kata Pramono.
Meski kini dirinya mengetahui seluruh kondisi dan geliat segala sektor di Indonesia, namun bukan berarti menjadikannya bisa bebas berbicara.
Hal tersebut dikarenakan Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014 itu, tak mau berspekulasi terlebih dahulu dengan mendahulukan segala informasi disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Karena proses banyak hal kan di tempat saya, jadi saya lebih baik gak ngomong lah, karena sudah tahu duluan gak mau berspekulasi dan itu menjaga Presiden, kalau ada hal-hal yang mau diumumkan ya Pak Presiden yang menyampaikan," ujarnya.
Diketahui, Siaran Podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet (Podkabs) tayang perdana di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI pada Jumat (4/2/2022).
Pada episode pertama ini Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjadi narasumber yang diwawancarai oleh Staf Khusus Presiden Putri Tanjung sebagai host tamu.
Putri Tanjung menggali informasi terkait kehidupan Pramono Anung, tentang Kabinet Presiden hingga sosok Joko Widodo (Jokowi).
Dalam perbincangan tersebut, Pramono Anung atau yang biasa dipanggil Mas Pram ini membeberkan kisah kehidupan pribadi, keluarga, Sekretariat Kabinet hingga sosok Jokowi. [Democrazy/rapm]