HUKUM

Soroti UU IKN Diproses Secepat Kilat, Eks Menteri Sudirman Said: Apa Dapat Diterima Nalar?

DEMOCRAZY.ID
Februari 04, 2022
0 Komentar
Beranda
HUKUM
Soroti UU IKN Diproses Secepat Kilat, Eks Menteri Sudirman Said: Apa Dapat Diterima Nalar?

Soroti UU IKN Diproses Secepat Kilat, Eks Menteri Sudirman Said: Apa Dapat Diterima Nalar?

DEMOCRAZY.ID - Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said mempertanyakan nalar publik akhir-akhir ini. 


Dia kemudian mencontohkan, Indonesia yang kaya dengan kelapa sawit, akan tetapi masyarakat masih sulit mendapatkan minyak goreng yang susah.


Hal itu disampaikan Sudirman Said dalam diskusi bertajuk 'Nalar Publik Barang Langka?' yang digelar oleh Survei KedaiKOPI. 


Sebelum Sudirman Said berbicara, lebih dulu Ketua Akademi Jakarta, Seno Gumira Ajidarma menyampaikan usulan terkait isu-isu terkini yang dihadapi Indonesia.


"Usulan kami itu, ini sebetulnya hal sederhana mungkin sekarang ditertawakan ya. Misalnya pendidikan, mbok dikembangkan pendidikan holistik, yang menajamkan kesadaran kritis, kecerdasan inovatif, dan pemanfaatan sumber budaya kita sendiri. Orang Indonesia itu tidak pernah kalah dengan budaya mana pun asal digali dan dipraktikkan, jangan minderan gitu loh jadi orang," ujar Seno melalui kanal YouTube Survei KedaiKOPI, Jumat (4/2/2022).


Sastrawan itu kemudian menyinggung pendidikan seni. Dia lalu mengaitkan kepekaan terhadap seni lantas membuat peka dengan keadaan sekitar.


"Ini tidak untuk menjadikan siapa pun seniman, jangan salah itu, tapi untuk membuat kita itu menjadi manusia. Manusia apa sih kalau dengar musik malah pusing gitu? ya kan? 


Saya kira kepekaan itu supaya tidak (hanya) peka terhadap seni, peka terhadap apapun lah. Pada suara daun kek, pada daun kek, dan apapun di sekitar kita, begitu tidak indah secara politik, sosial dan budaya, kita harus segera aware soal ini," jelasnya.


Seno juga menyampaikan usulan dari Akademi Jakarta mengenai lingkungan hidup. 


Seno mengkritisi tambang batu bara yang dilakukan tanpa adanya batasan.


"Lingkungan hidup tuh mikir, adanya batu bara, adanya minyak itu apa iya sih untuk dikeruk sampai habis? Apa iya? Coba, ya setuju saja kalau nanam padi untuk dimakan, oke minyak pakai secukupnya. 


Tapi tidak dihabiskan total, nanti kita berhenti kalau kita sudah habis saja, kan tidak begitu. Kenapa? Karena keseimbangannya guncang," tutur dia.


Seno berharap sistem ekonomi itu menggunakan paradigma yang ekologis. Dia juga menyoroti ekonomi dikuasai oleh sedikit orang.


"Nah ekonomi, paradigma ekonomi yang ekologis lah, sudah jangan mikir ngeruk-ngeruk lagi. Pikir yang lain lah, masih kurang kreatif kita ini. Memang kalau keuntungan sebanyak-banyak dalam seketika sekarang juga sebesar-besarnya, untuk sedikit orang saja, ya tidak bisa. Saya kira ini justru menantang kecerdasan kita kok. Gimana sejahtera itu bersama, sekarang bukan sejahtera lagi, survive bersama, sudah di situ sekarang ini," sebutnya.


Menurut Seno semua permasalahan itu bisa diselesaikan dengan nalar. Dia juga berharap masyarakat memiliki sikap kritis.


"Saya kira nalar beres semua beres, tapi alangkah susahnya kita, pasti ada satu bawah sadar yang buruk karena tidak lagi terkontrol, tidak lagi terkendali sehingga berlanjut menjadi apa yang kita alami semua ini. Saya akhiri semua ini dengan doa, semoga kita tetap kritis," tutur dia. [Democrazy/detik]

Penulis blog