AGAMA GLOBAL

Sarankan Suami Pukul Istri Yang Keras Kepala, Wakil Menteri Malaysia Didesak Mundur

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
GLOBAL
Sarankan Suami Pukul Istri Yang Keras Kepala, Wakil Menteri Malaysia Didesak Mundur

Sarankan Suami Pukul Istri Yang Keras Kepala, Wakil Menteri Malaysia Didesak Mundur

DEMOCRAZY.ID - Wakil Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat Malaysia Datuk Siti Zailah Mohd Yusoff didesak mundur setelah menyarankan suami untuk memukul istri yang keras kepala.


Siti memicu polemik media sosial setelah salah satu video di Instagram-nya @sitizailahmohdyusoff berjudul 'Tips Ibu' menarik perhatian banyak orang. 


Pasalnya, dia memberikan saran kepada pengikutnya cara menghadapi istri yang keras kepala.


Pada awal video, dia menyarankan para suami dapat mendisiplinkan istri yang keras kepala dengan menasihatinya, kemudian berbicara. 


Namun, jika perilaku istri tidak berubah, Siti menyarankan suami untuk tidur terpisah selama tiga hari.


“Namun, jika istri masih menolak untuk menerima nasihat, atau mengubah perilakunya tidur berpisah, maka suami dapat mencoba pendekatan sentuhan fisik, dengan memukulnya 'lembut', untuk menunjukkan ketegasannya dan betapa dia menginginkan istrinya untuk. berubah," katanya dalam video berdurasi dua menit mengutip New Strait Times, Sabtu (19/2/2022).


Dia menjelaskan bahwa sentuhan fisik tidak boleh menyakitkan, melainkan dilakukan dengan kasih sayang.


Dalam video itu dia juga menasihati para istri untuk diam ketika suami mereka marah, karena jika tidak, akan memperburuk keadaan.


“Berbicaralah kepada suami saat mereka sedang tenang, sudah selesai makan, sudah salat dan santai. Ketika ingin bicara, mintalah izin terlebih dahulu,” Saran Siti


Video tips itu mengundang kritik dari banyak pihak. 


Banyak orang, termasuk perwakilan LSM dan politisi perempuan mengatakan bahwa nasihat tersebut menempatkan perempuan dalam keadaan rentan dan ancaman kekerasan dalam rumah tangga.


Didesak Mundur


Kelompok Aksi Bersama untuk Kesetaraan Gender (JAG), yang mendesak Siti Zailah untuk mengundurkan diri.


Dalam pernyataan bersama, JAG menganggap nasihat Siti Zailah, karena menyangkal hak perempuan atas kesetaraan, martabat, dan kebebasan dari pernyataan yang merendahkan.


“Wakil menteri harus mundur karena menormalkan kekerasan dalam rumah tangga dan melanggengkan gagasan serta perilaku yang bertentangan dengan kesetaraan gender,” isi pernyataan tersebut.


“Selama periode Movement Control Order (MCO) pada tahun 2020 dan 2021 saja, ada 9.015 laporan polisi tentang kekerasan dalam rumah tangga, tidak termasuk laporan yang diterima oleh LSM dan organisasi pendukung lainnya,” lanjut pernyataan tersebut.


"Seringkali ada stigma dan ketakutan yang melekat pada pelaporan kekerasan dan ini diperparah oleh pernyataan seperti dari Siti Zailah," tegas kelompok itu. [Democrazy/indo]

Penulis blog