DEMOCRAZY.ID - Pemerhati perkotaan dari Rujak Centre For Urban Studies, Elisa Sutanudjaja melihat gelagat pemerintah dibalik proyek pembangunan di Iku Kota Nusantara beraroma Shenzhenisasi atau Dubainisasi.
Dia mengatakan, hal itu terbaca dari pernyataan-pernyataan pemerintah maupun tokoh yang digadang-gadang bakal masuk dalam bursa pemimpin Ibu Kota Nusantara atau dikenal Kepala Otorita IKN.
Dia mengatakan, narasi pemerintah terkait IKN bak membangun ilusi bahwa IKN bermula dari lahan kosong yang disulap menjadi tujuan dunia.
"Kalau mengikuti argumen pemerintah dan tokoh-tokoh yang terkait, termasuk calon yang digadang jadi kepala IKN, ini naga-naganya IKN bakal diusahakan jadi Shenzhenisasi atau Dubainisasi.
Kesannya kosong lalu berubah jadi padang gurun lalu berubah jadi spektakuler, kota global dan lain sebagainya," katanya dalam webinar yang diselenggarakan Iluni UI, Sabtu (19/2/2022).
Dia mengakui bahwa keinginan tersebut dapat dipahami. Sebab, kata dia, banyak negara di dunia juga berharap bakal jadi kota tujuan dunia.
Atau kota yang bisa memikat investor dari berbagai negara maju di dunia.
"Memang sih keinginan ini bisa dipahami karena banyak negara yang berharap, bahkan bakal jadi kota dunia jadi kayak Amsterdam, Tokyo, Seoul dan segala macamnya jadi ada harapan seperti itu kalau bisa bersaing dengan kota-kota dunia bahkan bisa seperti New York dan sebagainya itu," katanya.
Dia menambahkan, tujuan pemerintah membangun IKN merupakan ilusi tentang masa depan Indonesia yang tak lagi Jawa Centris.
Hal itu tercermin dari argumentasi pemerintah bahwa IKN bakal menggerakan ekonomi keluar dari Pulau Jawa dan memunculkan pemerataan pembangunan.
"Jadi tujuan IKN itu kan ilusi ada ilusi dan harapan Indonesia sentris atau meratakan pembangunan dan dibangun dari harapan bahwa IKN akan menjadi kota progresif untuk menggerakkan ekonomi Indonesia di masa depan," katanya. [Democrazy/akurat]