DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Universitas Paramadina, Septa Dinata menilai, wacana penundaan pemilu hanya untungkan elit politik. Rakyat tak dapat apa-apa. Wacana ini semakin memperlihatkan bahwa yang dikedepankan oleh elit partai selama ini adalah politik kekuasaan. "Hanya menguntungkan elit politik, rakyat tak dapat apa-apa. Ini model apa? Perpanjangan pemilu tak sesederhana yang dibayangkan. Mestinya semua pihak harus lebih berhati-hati dengan wacana ini karena implikasinya bisa liar," kata Septa Dinata, Sabtu (26/2/2022). Kekuasaan politik tanpa pemilu akan melahirkan krisis legitimasi. Wibawa negara akan terjun bebas," kata Septa Dinata. Ia mengatakan, kita harus camkan baik-baik bahwa republik ini masih bertahan sampai hari ini bukan hanya karena kapasitas means of power negara, tapi sebagian besar adalah karena imajinasi dan keyakinan. "Legitimasi politik yang lemah bisa melahirkan disintegrasi, dan lebih parah lagi adalah bisa terjadi vacuum of power.
Pengamat: Wacana Penundaan Pemilu Hanya Untungkan Elit Politik, Rakyat Tidak Dapat Apa-apa
Februari 26, 2022
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Universitas Paramadina, Septa Dinata menilai, wacana penundaan pemilu hanya untungkan elit politik. Rakyat tak dapat apa-apa. Wacana ini semakin memperlihatkan bahwa yang dikedepankan oleh elit partai selama ini adalah politik kekuasaan. "Hanya menguntungkan elit politik, rakyat tak dapat apa-apa. Ini model apa? Perpanjangan pemilu tak sesederhana yang dibayangkan. Mestinya semua pihak harus lebih berhati-hati dengan wacana ini karena implikasinya bisa liar," kata Septa Dinata, Sabtu (26/2/2022). Kekuasaan politik tanpa pemilu akan melahirkan krisis legitimasi. Wibawa negara akan terjun bebas," kata Septa Dinata. Ia mengatakan, kita harus camkan baik-baik bahwa republik ini masih bertahan sampai hari ini bukan hanya karena kapasitas means of power negara, tapi sebagian besar adalah karena imajinasi dan keyakinan. "Legitimasi politik yang lemah bisa melahirkan disintegrasi, dan lebih parah lagi adalah bisa terjadi vacuum of power.