DEMOCRAZY.ID - Etika kurang baik yang dilakukan oleh Luhut Binsar Pandjaitan terhadap Presiden Joko Widodo diharapkan tidak terulang, baik oleh dirinya maupun pejabat publik lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menanggapi sikap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi itu yang asyik bertelepon saat Presiden Jokowi berpidato.
"Sikap Luhut menunjukkan etika pejabat publik yang buruk. Mestinya pada saat Jokowi pidato mendengarkan dengan baik, tidak kemudian lalu mengangkat telepon. Sehingga seakan menunjukkan bahwa Luhut tidak menghargai Presiden Jokowi yang sedang berpidato," ujar Saiful, Senin (7/2).
Karena, lanjut Saiful, sikap Luhut tersebut tidak memberikan pendidikan yang baik kepada publik.
Di mana, seharusnya sebagai pembantu Presiden, seorang menteri harus menghormati tidak terkecuali pada saat berpidato.
"Sehingga seharusnya kejadian tersebut tidak terjadi dan terulang kembali," pungkas Saiful.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan diketahui menerima telepon Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato.
Hal itu terlihat dalam rekaman video saat Jokowi meresmikan tujuh pelabuhan penyeberangan dan empat kapal motor penumpang (KMP) di Danau Toba, Sumatera Utara pada Rabu lalu (2/2). [Democrazy/rmol]