PERISTIWA POLITIK

Panas! Buntut Pengusiran Dirut Krakatau Steel, Ketua Komisi VII 'Ditantang' Komisaris KSI

DEMOCRAZY.ID
Februari 14, 2022
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Panas! Buntut Pengusiran Dirut Krakatau Steel, Ketua Komisi VII 'Ditantang' Komisaris KSI

Panas! Buntut Pengusiran Dirut Krakatau Steel, Ketua Komisi VII 'Ditantang' Komisaris KSI

DEMOCRAZY.ID - Dirut Krakatau Steel Silmy Karim diusir dari ruang rapat Komisi VII DPR RI membuat Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) Roy Maningkas, tak terima.


Roy Maningkas pun memberikan pembelaan kepada Dirut Krakatau Steel yang menurutnya diperlakukan tak adil.


Karena itu, Roy Maningkas pun melayangkan tantangan kepada Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Haryadi, mengisi posisi sebagai Dirut Krakatau Steel.


“Bambang Haryadi itu hanya tahu sedikit soal transformasi Krakatau Steel,” kata Roy kepada wartawan, Senin (14/2/2022).


Ia mengungkap, Krakatau Steel dua tahun terakhir ini mencatatkan profit setelah delapan tahun sebelumnya merugi.


Karena itu, Roy Maningkas meminta Bambang Haryadi semestinya bisa bijak dalam bicara dan tak asal bicara.


“Coba kalau Pak Bambang yang terhormat yang jalanin Krakatau Steel. Saya mau lihat bisa berhasil atau tidak?” tantang Roy.


Maling Teriak Maling


Roy Maningkas lantas menyoroti sebutan maling teriak maling yang diungkap Bambang Haryadi.


Menurutnya, itu adalah sebutan tanpa bukti sekaligus mencemarkan nama baik Krakatau Steel.


“Pak Bambang juga menyebutkan maling teriak maling tanpa bukti. Bukan hanya nggak etis, tapi juga melakukan pencemaran nama baik pada orang-orang yang sudah bekerja keras memperbaiki Krakatau Steel, dan alhamdulillah mulai kelihatan berhasil,” kecamnya.


Roy menilai tudingan Bambang soal maling teriak maling itu salah sasaran.


Dijelaskan bahwa blast furnace yang dipermasalahkan itu sudah ada sebelum manajemen Dirut Krakatau Steel Silmy Karim.


Karena itu, Roy heran kenapa manajamen saat ini yang malah menjadi sasaran ‘tembak’.


Untuk itu, Roy mengingatkan Bambang Haryadi sebagai politisi dan wakil rakyat agar bisa menjaga lisan.


“Sekali lagi, jangan sembarang bicara. Tahu nggak siapa dan kapan proyek blast furnace? Itu dimulai sekitar 2012-2013, jauh sebelum manajemen di bawah Pak Silmy masuk,” ungkapnya.  [Democrazy/pojok]

Penulis blog