DEMOCRAZY.ID - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan komitmennya untuk tidak cawe-cawe terkait urusan dukungan capres dan cawapres.
PBNU akan mengambil jarak yang sama terhadap semua kekuatan partai politik.
"Sebagai jam'iyyah diniyah ijtima'iyyah, PBNU tidak dalam posisi dukung-mendukung capres/cawapres," kata Wasekjen PBNU Imron Rosyadi Hamid kepada wartawan, Kamis (17/2/2022).
Imron mengatakan prinsip mengambil jarak yang sama terhadap semua kekuatan parpol ini lebih dikedepankan di era PBNU Gus Yahya.
PBNU periode ini ingin fokus pada tiga hal strategis.
"PBNU juga tidak dalam posisi menjauhi atau mendekati partai politik tertentu. Tetapi PBNU justru ingin menegaskan bahwa prinsip equi distance (mengambil jarak yang sama dengan semua kekuatan parpol) akan terus ditegakkan di era Kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf," ujar Imron.
"Penegakan prinsip equi distance ini jauh lebih penting dan lebih strategis dalam membangun NU di era Kepemimpinan Gus Yahya yang berbasis pada tiga pilar strategis: kebangkitan intelektual, kebangkitan kewirausahaan, dan kebangkitan teknokratis warga NU, daripada sekadar dukung mendukung capres/cawapres," sambung dia.
Imron mengatakan PBNU juga menghormati hak warga NU untuk maju di kontestasi pilpres.
Namun, kata Imron, jangan sampai mereka menggunakan lembaga NU sebagai saluran untuk maju pilpres.
"PBNU tetap menghormati hak konstitusional warga NU untuk maju menjadi capres/cawapres sepanjang disalurkan melalui saluran-saluran yang tepat (parpol) bukan menggunakan lembaga NU. NU merupakan rumah besar bagi semua kekuatan politik, dan bukan menjadi bagian dari partai politik," ujar Imron. [Democrazy/detik]