DEMOCRAZY.ID - Sugi Nur Raharja alias Gus Nur turut mengomentari polemik kasus yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
Menurutnya, warga Wadas yang mayoritas Nahdliyin atau sebagian besar warga NU dan milih Jokowi dan KH Ma’ruf Amin pada pilpres 2019, kini seperti ditinggalkan tak dibela oleh penguasa yang telah mereka pilih.
“Realita orang sana mayoritas Nahdliyin, mayoritas warga NU milih Jokowi, milih KH Ma’ruf Amin, tapi disaat tragedi seperti ini enggak ada tindakan diam semua. Buzzer-buzzernya diam semua,” kata Gus Nur seperti yang dikutip dari kanal Youtube GUS NUR 13 OFFICIAL pada Jumat, 18 Februari 2022.
Dia berharap pada para pemegang kekuasaan yang dipilih oleh warga Wadas untuk menolong rakyat yang telah memilih mereka untuk menjadi pemimpin.
“Yang aku inginkan itu lho rakyat Wadas kalau kamu sakti keluarkan kesaktianmu, supaya masyarakat Wadas itu selesai gitu masalahnya ditolong. Kan kamu sakti, rata-rata orang sakti semua doanya makbul agar proyek tambangnya dibatalkan gitu lho,” ujarnya.
Gus Nur mengaku sedih telah terjadi konflik di Wadas. Hal itu, menurutnya, menyebabkan kekacauan di daerah dahulu sejuk dan damai itu.
“Satu daerah yang awalnya dingin sejuk, rukun, guyub tiba-tiba meledak jadi konflik seperti ini,” keluhnya.
Dia kembali mempertanyakan kemana orang-orang yang telah dipilih oleh warga Wadas menjadi pemimpin mereka.
Terutama, bagi mereka anggota dewan yang dapilnya meliputi Desa Wadas.
“Nah yang jadi pertanyaan tadi disitu mayoritas Nahdliyin dan pada pemilu 2019 Jokowi dan KH Ma’ruf Amin, jadi orang-orang Wadas itu milih kalian. Terus kemana anggota dewan yang waktu kampanye blusukan ke Wadas ini dapilnya. Kemama kamu sekarang? intinya begitu,” ujarnya.
Menurutnya, harusnya salah satu dari pemegang kekuasaan yang dipilih oleh warga Wadas membela mereka yang tengah mendapat masalah.
Seperti Jokowi dan Kyai Ma’ruf Amin yang menang di pilpres 2019 di Wadas, wakil Gubenur Jateng H. Taj Yasin (Gus Yasin) Maimoen yang merupakan petinggi NU, atau menteri agama Yaqut Colil Qoumas yang juga merupakan orang NU.
Pria yang juga akrab disapa Nur Sugik itu juga meminta agar orang-orang yang telah sukses menduduki jabatan berkat suara orang Wadas, dan mereka yang meneriakkan NKRI harga mati, aku Pancasila, dan aku Bhineka Tunggal Ika untuk membuktikan ucapannya dengan membela warga Wadas.
“Kalau memang itu Nahdliyin di Wadas itu yang mengantar kalian ke pucuk kesuksesan nah sekarang terjadi seperti itu monggo (dibantu). Yang teriak NKRI harga mati, aku Bhineka Tunggal Ika, aku Pancasila buktikan!” [Democrazy/hops]