AGAMA POLITIK

Minta Kader NU Bangga Jadi Warga Indonesia, Luhut: Kita Bukan Bangsa Pecundang!

DEMOCRAZY.ID
Februari 05, 2022
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Minta Kader NU Bangga Jadi Warga Indonesia, Luhut: Kita Bukan Bangsa Pecundang!

Minta Kader NU Bangga Jadi Warga Indonesia, Luhut: Kita Bukan Bangsa Pecundang!

DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kader Nahdlatul Ulama harus bangga menjadi warga negara Indonesia dan menjadi kader NU.  


Sebab kata Luhut, Indonesia adalah bangsa yang dapat bekerja dengan hebat.


"Supaya teman-teman sekalian menyadari Anda harus bangga jadi warga Indonesia,  Anda harus bangga jadi NU, kita bukan bangsa pecundang, kita bangsa  yang bisa bekerja dengan hebat," ujar Luhut dalam sambutan secara virtual di acara peringatan Hari Lahir Ke 96 NU di Labuan Bajo dari Youtube TV NU, (5/2/2022).


Mantan Menkopolhukam itu menyebut jika NU solid, tidak ada yang pihak-pihak yang dapat memecah belah.


"Kalau NU kompak, solid, pengurus solid, tidak akan ada yang bisa mengganggu NU," tutur Luhut.


Mulanya Luhut menyampaikan menyampaikan bahwa ekspor Indonesia saat ini tertinggi dalam sejarah yakni 232 Miliar USD. Sehingga menurut Luhut, kader NU harus merasa bangga menjadi orang Indonesia. 


"Jadi kalau ada orang ngomong sana sini, kita bicara angka, bicara data bukan bicara perasaan, perasaan, nanti itu jatuh cinta aja kalau masih bicara untuk data ekonomi yang dilihatkan angka. Tertinggi sepanjang sejarah kita 232 miliar dolar (USD), yang pernah kita tinggi 203 dolar (USD) itu 2011," tutur Luhut.


Angka tersebut kata Luhut  tumbuh di masa pandemi Covid-19 dan sebagian dari hilirisasi industri.


"Jadi setelah sekian belas tahun baru segitu dan tumbuh dalam keadaan covid itu hampir 28 miliar dolar dan dari sebagian itu itu adalah 70 persen dari hilirisasi," ucap dia.


Lebih lanjut, Luhut mengingatkan bahwa jika terjadi perbedaan di dalam organisasi, termasuk di NU adalah hal yang biasa. Namun kata Luhut jangan sampai muncul konflik yang dapat memecah belah NU.


"Saya titip betul itu, ada perbedaan itu biasa dalam rumah tangga, tapi jangan sampai kepada konflik-konflik yang tidak dibutuhkan. 


Kita harus berjiwa besar dan saya kira spirit dari pendahulu pendahuluan NU saya ingat kenal Gus Dur yang itu selalu dalam konteks kesatuan persatuan bangsa ini," katanya. [Democrazy/suara]

Penulis blog